KEADAAN DI HARI KEBANGKITAN
Luthfi Bashori
Yang dimaksudkan hari kebangkitan, adalah adanya kehidupan berikutnya lagi setelah kehidupan di alam kubur, yang juga sebagai proses dari kehidupan abadi setiap orang, apakah ia akan menempati sorga untuk selama-lamanya, atau akan menjadi penduduk neraka entah untuk berapa lama lantas berpindah ke sorga, atau akan kekal abadi menjadi penduduk neraka.
Kebangkitan seluruh umat manusia yang tanpa kecuali ini, untuk digiring ke padang Mahsyar dan diproses perhitungan sesuai dengan amal masing-masing, yang MANA tak akan terluputkan satupun setiap perbuatan manusia dalam timbangan akhirat sekalipun hanya sebiji sawi. Perbuatan yang baik dan yang buruk.
Kondisi di padang Mahsyar sangatlah menakutkan, yaitu tatkala jarak matahari diperdekat di atas kepala manusia. Keringat mereka deras mengalir dan menyebar hingga 70 hasta serta membanjiri dataran padang Mahsyar hingga sampai pada batas telinga masing-masing. Dalam keadaan yang sangat mencekam seperti itulah diadakan perhitungan amal yang tak dapat dihindari oleh setiap orang.
Mengenai kebangkitan sesudah alam kubur ini, Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kalian akan dibangkitkan, kemudian akan diberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan. Yang demikian itu adalah sangat mudah bagi Allah.”(QS. At-Taghabun,7).
Siapapun di antara manusia yang mengingkari adanya hari berbangkit ini, maka tidak akan berpengaruh sedikitpun pengingkarannya itu dan Allah pasti akan melaksanakan apa yang telah dijanjikannya.
Dari Sy. Ibnu Abbas RA ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW berkhatbah di atas mimbar, beliau SAW berkata, ‘Hai sekalian manusia, sesungguhnya kalian akan dihimpun menghadap Allah (pada hari kiamat) dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan belum dikhitan.’ Allah SWT berfiman yang artinya, ‘Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.’ (QS. Al-Anbiya’, 10).
Jika manusia tidak mempersiapkan diri sejak hidup di dunia menjadi hamba yang shaleh, dengan cara memperbanyak amal kebajikan dan meminimalisir perbuatan maksiat, demi mendapatkan keadaan yang terbaik serta pertolongan dari Allah di saat mendapati hari berbangkit kelak, maka ketakutan dan penyesalan yang akan dirasakan, tidak akan ada artimya sama sekali di saat terjadi hari kebangkitan.
Dari Sy. Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sekalian manusia itu akan berkeringat pada hari kiamat hingga keringat mereka masuk ke bumi sejauh 70 hasta dan menutupi mereka hingga mencapai telinga-telinga mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).