ORANG MATI ITU DAPAT MENDENGAR PEMBICARAAN ORANG HIDUP
Luthfi Bashori
Sy. Ibnu Umar RA mengutarakan, bahwa Nabi SAW mendatangi kuburan orang-orang yang dikuburkan di Qalib (sebuah telaga kering di daerah Badar). Lalu beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian telah merasakan apa yang dijanjikan Allah kepada kalian.â€
“Apakah engkau berbicara kepada orang-orang yang telah mati?†tanya para shahabat.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Pendengaran kalian tidak lebih tajam dibandingkan mereka.†(HR. Bukhari).
Ternyata mayit yang ada di alam kubur itu dapat mendengarkan dan memahami pembicaraan orang yang masih hidup, demikian pula tatkala mereka ditalqin di saat pemakaman, mayit pun dapat mendengarkan, memahami dan mengikuti bacaan talqin tersebut, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Apabila salah seorang di antara saudaramu telah meninggal dan penguburannya telah kamu sempurnakan (ditutup dengan tanah), maka berdirilah salah seorang di penghujung kuburnya, dan berkatalah : “hai fulan bin fulanah†maka dia bisa mendengarnya. Kemudian berkatalah “hai fulan bin fulanah†maka dia duduk dengan tegak. Berkatalah lagi “hai fulan bin fulanah†maka dia berkata “berilah saya petunjuk, semoga Allah memberi rahmat kepadamuâ€. Akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti. Seterusnya katakanlah kepadanya “ingatlah apa yang kamu pegangi sewaktu keluar dari alam dunia, yakni bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, dan bahwa kamu rela Allah sebagai Tuhan kamu, Islam sebagai agamamu, Muhammad sebagai Nabi mu dan Al-Qur’an sebagai imam mu. Maka sesungguhnya malaikat Munkar dan Nakir saling berpegangan tangan mereka berduaâ€. (HR. Atthabarani).
Di samping mayit itu dapat mendengar pembicaraan orang yang masih hidup, mayit juga dapat merasakan kehidupannya di dalam kubur, sekalipun berada di alam yang berbeda dengan orang yang masih hidup.
St. ‘Aisyah RA menceritakan bahwa dua orang wanita dari kaum Yahudi datang ke rumah beliau. Keduanya mengatakan, “Sungguh ahli (penghuni) kubur itu disiksa dalam kuburannya.â€
Tetapi St. ‘Aisyah tidak mempercayai ucapan kedua wanita itu. Setelah kedua wanita keturunan Yahudi itu pergi, datanglah Nabi SAW, lantas St. ‘Aisyah memberitahukan kedatangan dan pernyataan kedua wanita Yahudi tadi.
Kemudian Nabi Muhammad SAW berasbda, “Mereka benar, ahli kubur itu disiksa, hingga siksaan mereka itu terdengar oleh binatang ternak.â€
St. ‘Aisyah RA menuturkan, “Sejak itu, kulihat beliau SAW senantiasa berdoa memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.†(HR. Muslim).