KORUPSI, MENUJU PINTU NERAKA
Luthfi Bashori
Sy. Abdullah bin Amr bin Ash RA menceritakan bahwa dahulu dalam barisan pasukan perang Rasulullah SAW, ada seorang laki-laki yang dijuluki “Karkarahâ€. Di saat orang tersebut meninggal, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ia masuk neraka.â€
Para shahabat pun pergi menyaksikan orang tersebut, ternyata mendapati ia melakukan korupsi dengan mengambil kain rampasan perang. (HR. Bukhari).
Kasus-kasus korupsi di Indonesia yang dapat menghantarkan para pelakunya ke dalam neraka itu bukanlah barang baru, bahkan hampir-hampir mendarah daging terjadi di kalangan pejabat negara pada khususnya. Pada setiap generasi yang hidup di negara ini, selalu saja disuguhi oleh kasus-kasus korupsi dan pengemplangan uang negara dengan berbagai modus.
Ada model pencucian uang, ada model markup anggaran, ada praktek suap, pungutan liar, modus pemberian hadiah, pemotongan bantuan, menaikkan biaya administrasi dari yang semestinya, penyalahgunaan fasilitas, dan berbagai macam modus yang dilakukan oleh para koruptor.
Sy. Adi Ibnu ‘Amirah Al-Kindi RA. menginformasikan, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang kami angkat memangku suatu jabatan, lalu disembunyikannya terhadap kami sebuah jarum atau yang lebih kecil dari itu, maka perbuatannya itu adalah penggelapan. Dia akan datang pada hari kiamat kelak membawa barang yang digelapkannya itu.†(HR. Muslim).
Jabatan sendiri adalah sebuah amanat, menyalahgunakan jabatan termasuk pengkhianatan terhadap amanat yang dosanya bukan termasuk yang ringan. Bahkan Rasulullah SAW juga melarang seseorang untuk memperebutkan jabatan, khususnya dalam kepemimpinan.
Sy, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari Qiyamat akan menjadi penyesalan. (HR. Bukhari).
Menerima jabatan itu boleh dan baik jika ia diminta dan bukan merebutnya terutama di saat figurnya sangat dibutuhkan oleh umat Islam, namun kewajiban orang yang diangkat menjadi pejabat adalah menjaga amanat, yang mana tanggungjawabnya sangatlah berat baik di dunia terlebi di akhirat kelak.
Para pejabat yang benar-benar memegang amanat sesuai dengan tuntunan syariat Islam akan mendapat pahala yang besar dan doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah.