KESELAMATAN PEMBACA & PENGAMAL ALQURAN
Luthfi Bashori
Siapa saja di antara umat Islam yang mau membaca serta mengamalkan isi Alquran secara baik dan benar, maka akan dijamin keselamatannya baik di dunia terlebih di akhirat nanti. Untuk itu setiap pribadi muslim, hendaklah selalu berupaya agar belajar membaca Alquran lantas mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.
Menurut sebagian orang shaleh dan arif dikatakan, “Allah menjamin siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya bahwa ia tidak akan tersesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat. Semakin kuat ia mengenal Allah dan merasa senang dengan-Nya, maka jiwanya merasa tenang hingga terbebas dari kepayahan dunia dan kesedihan serta kesusahannya. Ia hanya mencari keridaan Tuhan dan penciptanya. Maka ia pun berada di lembah cinta dan kegembiraan sementara orang-orang berada di lembah kepayahan dan kesesatan”.
Untuk mengamalkan isi dan kandungan Alquran, maka diperintahkan terlebih dahulu belajar berbagai macam ilmu yang dapat mengantarkan seseorang untuk mahir dalam memahami isi Alquran, misalnya harus mampu menguasai bahasa arab sedalam-dalamnya seperti ilmu nahwu, syaraf, bayan, balaghah,’urudh,dan qawafi.
Demikian juga harus mampu memilah-memilahkan mana di antara ayat-ayat tersebut yang sifatnya umum, mana yang khusus, yang mujmal, yang mubayyan, yang mutlak, yang muqayyad, yang dzahir, yang nash, yang mansukh, yang nasikh, yang muhkamah, yang mutasyabihah dan yang lainnya.
Belum lagi harus menguasai ilmu Hadits sebagai penunjang seperti kitabus sittah, yaitu Shahih Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Sunan Nasai, Sunan Abi Dawud, dan Sunan Ibnu Majah, selain itu juga masih banyak lagi hadis-hadis yang lain yang terdapat dalam kitab Musnad ahmad bin Hanbal, kitab Addaraquthni, Ibnu Hibban, Thabrani dan sebagainya, serta mengetahui derajat setiap hadits yang terdapat di berbagai kitab-kitab hadits tersebut.
Adapun bagi kalangan awam, maka cukuplah bertaqlid yaitu dengan cara mempelajari dan mengamalkan ilmu dari hasil ijtihad para ulama ahli ijtihad, seperti para imam empat madzhab fiqih, yaitu Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, untuk diamalkan dalam kehidupan setiap hari.
Agar kehidupan seseorang itu menjadi sempurna, jika kebanyakan orang itu merasa cukup dengan kehidupan dunianya, maka hendaklah ia merasa cukup jika hidupnya selalu dekat dengan Allah. Bilamana mereka merasa gembira dengan keberadaan harta yang melimpah ruah di hadapan matanya, maka hendaklan ia bergembira dengan keberadaan Allah dalam hatinya.
Jika mereka merasa senang karena memiliki kekasih-kekasih hati yang mereka cintai, maka hendaklah ia merasa senang menjadikan Allah sebagai kekasih hatinya. Apabila mereka akan berusaha untuk berkenalan dengan raja-raja dan para pembesar, serta selalu mendekatkan diri untuk mendapatkan kemuliaan, pujian dan ketinggian derajat di hadapan para pejabat, maka ia akan selalu mendekatkan dirinya kepada Allah dan selalu mencari keridlan-Nya. Maka dengan itu semua, ia akan diangkat oleh Allah untuk mencapai puncak kemuliaan dan ketinggian derajat baik di dunia maupun di akhirat.