BERJIHAD DI JALAN ALLAH
Luthfi Bashori
Sy. Abu Musa Al-Anshari RA menyatakan, ada seorang Arab dari gunung menemui Nabi SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, ada seorang laki-laki yang berjihad untuk mendapatkan rampasan perang. Ada juga seorang laki-laki yang berjihad agar dikenal namanya. Lalu laki-laki yang ketiga berjihad supaya terangkat status sosialnya. Siapakah sebenarnya yang berjihad di jalan Allah?â€
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa berjihad dengan tujuan menegakkan kalimat Allah, maka itulah yang dinamakan berjuang di jalan Allah.†(HR. Bukhari dan Muslim).
Jihad memiliki peran yang besar dalam perkembangan Islam dari masa ke masa. Baik itu jihad dengan fisik dengan berbagai macam peralatan perang, maupun jihad startegi dan permikiran yang juga membutuhkan energi yang tidak sedikit.
Maka Islam sejak awal dikumandangkan pertama kali oleh Rasulullah SAW hingga kapanpun selagi Islam masih ada di muka bumi, pasti memiliki musuh yang tidak pernah menerima keberadaan Islam secara lapang dada, dan di sanalah letak nilai jihad bagi umat Islam akan sangat perlu untuk terus dikumandangkan demi kejayaan Islam, tentunya jihad menghadapai musuh itu perlu untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Di era modern seperti saat ini, seorang calon presiden Amerika, Donald Trump secara terang-terangan mengumandangkan ‘perang’ melawan umat Islam, dengan cara mengancam jika dirinya menjadi presiden Amerika, maka akan melarang umat Islam masuk ke Amerika, karena dirinya termasuk anti pati terhadap Islam.
Nah, dalam menghadapi Donald Trump, maka ada kesempatan bagi umat Islam yang berdomisili di Amerika untuk berjihad melawan Donald Trump. Tentu saja cara berjihadnya perlu disesuaikan dengan kondisi se tempat.
Termasuk jihad yang paling utama adalah mengungkapkan kebenaran dan keadilan, tatkala dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang ditipu oleh strategi kalangan musuh yang bertujuan untuk melemahkan semangat juang umat Islam dalam beragama.
Termasuk juga dikategorikan jihad yang paling utama adalah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Sy. Abu Sa’id Al-Khudri RA menyatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jihad paling utama adalah mengatakan keadilan di depan penguasa yang menyeleweng.†(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Mengajak kebaikan kepada orang lain, khususnya di wilayah-wilayah aman yang tidak sedang terjadi perang fisik dengan mjusuh Islam, termasuk juga mengajak mereka sedang menjabat dalam kekuasaan untuk selalu berbuat baik, serta mencegah kemungkaran dan kemaksiatan yang beredar di tengah masyarakat, adalah termasuk jihad yang diperintahkan dalam syariat, tentunya dengan tujuan agar kehidupan umat Islam menjadi tenteram dan damai, serta tidak terganggu oleh merebaknya kemungkaran dan kemaksiatan tersebut, hingga umat Islam dapat melaksanakan ibadah kepada Allah secara khusyu’.
Sy. Hudzaifah RA memberitakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan mungkar. Jika tidak, sungguh Allah akan menurunkan siksa kepada kalian. Kemudian kalian berdoa kepada-Nya, tetapi Dia tidak mengabulkan doa kalian.†(HR. Tirmidzi).
Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang tingkatan sorga untuk kalangan syuhada: “Di dalam sorga itu ada seratus tingkatan yang Allah sediakan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara tingkatan satu dengan tingkatan yang lainnya sejauh langit dan bumi.†(HR. Bukhari)