TUJUH KEMULIAAN BAGI PECINTA ULAMA
Luthfi Bashori
Al-Faqih Abul Laitsi berkata, “Seorang yang duduk di sisi seorang yang berilmu walaupun ia tidak dapat menghafalkan ilmunya sedikitpun, maka ia mendapatkan tujuh kemuliaan.
Pertama, ia diberi keutamaan orang-orang yang mencari ilmu.
Kedua, selama ia masih berada di sisi orang yang berilmu, maka ia tercegah dari segala macam dosa.
Ketiga, jika seorang keluar dari rumahnya menuju tempat orang alim, maka rahmat akan turun kepadanya.
Keempat, jika seorang duduk di majelis ta’lim, maka ketenangan dan rahmat akan turun kepadanya.
Kelima, selama ia masih mendengarkan ilmu pengetahuan, maka ia ditulis berbuat ketaatan.
Keenam, jika seorang mendengar majelis ta’lim dan ia tidak memahami pengetahuannya, sehingga hatinya kecewa karena ia tidak mengerti, maka kekecewaan itu akan mendudukkan dirinya dengan kedudukan tinggi di sisi Allah. Allah SWT berfirman, “Aku akan membela orang-orang yang hatinya kecewa karena-Ku.”
Ketujuh, seorang muslim akan memandang seorang alim dengan penghormatan, dan merendahkan orang-orang fasik sehingga menolaknya kepada kefasikan, karena hatinya condong kepada ilmu pengetahuan. Karena itulah Nabi SAW menyuruh umatnya selalu bergaul erat dengan orang-orang saleh.
Betapa mulianya para pencari ilmu agama yang selalu mendambakan agar dirinya dapat memahami ajaran Islam dengan baik dan benar. Di antara cara untuk mendapatkan ilmu yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW adalah selalu mendekatkan diri kepada para ulama sebagai pewaris Rasulullah SAW.
Sedangkan yang dimaksud dengan para ulama pewaris Rasulullah SAW Itu menurut Syeikh Imam Nawawi Albantani adalah hamba Allah yang beriman, menguasai ilmu syariah secara mendalam dan memiliki pengabdian yang tinggi semata-mata karena mencari keridhaan Allah SWT; bukan keridhaan manusia.
Dengan ilmunya, mereka mengembangkan dan menyebarkan agama yang haq, baik dalam masalah ibadah maupun muamalah.
Menurut beliau, beberapa ciri-ciri ulama pewaris nabi antara lain:
a. Memiliki keimanan yang kokoh, ketakwaan yang tinggi, berjiwa istiqamah dan konsisten terhadap kebenaran.
b. Memiliki sifat-sifat kerasulan: jujur (shiddiq), amanat (amanah), cerdas (fathanah) dan
menyampaikan (tablig).
c. Faqih fid-din sampai rasikhun fi al-Ilm’(mendalami agama hingga mendarahdaging dalam pengamalannya).
d. Mengenal situasi dan kondisi masyarakat.
e. Mengabdikan seluruh hidupnya untuk memperjuangkan dan menegakkan ajaran Allah SWT.