URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 100 users
Total Pengunjung: 6224207 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
RESIKO MEMINTA JABATAN PUBLIK 
Penulis: Pejuang Islam [ 27/5/2016 ]
 
RESIKO MEMINTA JABATAN PUBLIK

Luthfi Bashori


Jaman sekarang, saling berebut menjadi pejabat publik sudah sangat ngetrend di kalangan masyarakat. Bahkan untuk menjadi pejabat publik, entah itu pejabat pemerintah, atau menjadi wakil rakyat atau menjadi pimpinan organisasi masyarakat pun harus ditempuh dengan segala macam cara, hingga tak jarang para calon itu harus rela mengeluarkan dana jutaan hingga milyaran rupiah agar dirinya dapat terpilih.

Keadaan seperti ini sudah menjadi rahasia umum. Karena di antara calon pejabat dan masyarakat pemilihnya juga sudah banyak yang mengadakan transaksi jual beli suara itu secara terang-terangan, tentunya di saat menjelang jadwal diadakan pemilihan.

Sebenarnya, kondisi yang seperti ini sangatlah memprihatinkan, khususnya jika disorot dari kaca mata syariat yang telah didengungkan oleh Rasulullah SAW sejak 14 abad silam. Beliau SAW telah mengancam para calon pejabat yang cara memperoleh jabatannya itu dengan meminta-minta atau merebut sebuah jabatan, apalagi jika sampai memaksakan diri hingga melakukan sogok sana sogok sini demi memenuhi ambisi pribadinya.
 
Sy. Abu Hurairah RA mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa meminta jabatan pemerintahan terhadap kaum muslimin dan ia pun berhasil memperolehnya, kemudian tindak-keadilannya dapat mengalahkan kedzalimannya, maka ia kelak masuk surga. Namun, jika kedzalimannya mengalahkan keadilan, maka ia kelak akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud).

Di jaman sekarang, para pejabat publik yang terpilihnya itu karena faktor suap sana suap sini, maka umumnya orientasi pemikiran mereka tiada lain hanyalah untuk mencari jalan pintas, bagaimana caranya agar mereka dapat memperkaya diri sendiri, atau bagaimana caranya mereka dapat memenuhi ambisi pribadinya, karena dengan menjadi pejabat publik maka akan menjadi mudah pula untuk mendapatkan proyek-proyek duniawiyah yang bakal mereka rengkuh. 

Sy. Abu Hurairah RA menuturkan, bahwa Nabi SAW bersabda, “Celakalah para umara’ (pemerintah), celakalah bagi pengurus organisasi dan celakalah bagi (pejabat) penerima amanat. Sungguh akan berangan-angan beberapa kaum (dari kalangan para pejabat itu) pada hari Qiamat kelak, sesungguhnya jambul-jambul mereka selalu tergantung di bintang sambil berputar-putar antara langit dan bumi, sedang mereka tidak pernah mengerjakan suatu apapun (untuk kemaslahatan Islam).” (HR. Ahmad).

Sekalipun Rasulullah SAW sudah mengancam semacam itu, namun kenyataan di lapangan semakin lama semakin banyak saja ambisi para pejabat ‘predator’ yang seringkali mengorbankan kepentingan rakyat, yang justru ingin mempertahankan jabatannya, termasuk berusaha menampakkan eksistesinya di depan publik jika sudah waktunya ada pemilihan ulang.

Hal itu mereka lakukan sekalipun harus menipu sana menipu sini, misalnya  dengan cara membollow-up pekerjaannya yang fiktif menjadi seperti ada, dengan cara lewat media-media yang dapat dibeli, tentunya dengan harapan agar mereka dapat menempati kedudukan yang lebih tinggi, atau minimal dapat mempertahankan jabatannya pada priode berikutnya.

Nabi Muhammad SAW bersabba, “Tiada seorang hamba pun di dunia ini yang berkeinginan agar kedudukan (jabatannya di tengah masyarakat) diangkat satu derajat, kecuali Allah SWT akan merendahkannya di akhirat dalam kadar yang lebih rendah dan lebih hina dibandingkan (kedudukannya) yang sekarang.” (HR. Thabrani)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam