ORANG SADAR DARI KELALAIANNYA
Luthfi Bashori
Seorang muslim yang lalai terhadap kewajibnan agamanya, adalah termasuk orang yang akan merugi dalam kehidupan akhiratnya. Padahal setiap muslim, pasti tahu jika kehidupan akhirat itu jauh lebih lama masanya daripada kehidupan dunia.
Secara umum, keberadaan manusia yang hidup di era sekarang ini di muka bumi secara normal, dapat dihitung rata-rata hanyalah berkisar 70 tahunan, selebihnya mereka akan menempati liang lahat yang lebih lama lagi hingga menunggu datangnya hari Qiamat sebagai proses hari berbangkit.
Setelah usai masa berbangkit dari liang lahat untuk menuju padang Mahsyar, maka manusia pun akan mengikuti proses perhitungan amal perbuatan yang dilakukan selama hidup di dunia. Kemudian datang hari penentuan antara masuk sorga selama-lamanya, atau akan masuk ke nereka terlebih dahulu sebelum masuk sorga, atau bahkan akan kekal selama-lamanya di nereka.
Namun sanyang seribu kali sayang, jika kefahaman yang sudah mendarah daging ini, ternyata diabaikan dalam kehidupan secara nyata. Misalnya masih banyak saat ini, mereka yang mengaku beragama Islam namun enggan melaksanakan shalat lima waktu serta kewajiban agama lainya.
Mengaku Islam, namun mengingkari kebenaran kitab suci Alquran yang produk hukumnya masih relevan diterapkan pada setiap jaman.
Mengaku Islam, namun meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai rasulullah yang sabda-sabdanya wajib diikuti oleh setiap muslim.
Mengaku Islam, namun sengaja meninggalkan ajaran para ulama salaf yang hidup di era awal-awal Islam tersebar se-antero dunia, sebagai generasi yang paling dapat memahami ajaran syariat Islam, karena generasi mereka adalah generasi yang terbaik sepanjang masa sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Jika saja mereka yang lalai itu menyadari kekeliruannya, lantas berupaya memperbaiki diri, misalnya dengan cara mendekat kepada para ulama yang selalu ikhlas membimbing umat ke jalan yang benar, maka tentu Allah pun akan membuka lebar-lebar pintu ampunan-Nya, serta akan membimbingnya menjadi jiwa yang baik.
Imam Muhyiddin Ibnu Zakaria Al-Khaurani RA berkata , “Jika seseorang selalu tertutup ingat kepada Allah, karena banyak kelalaiannya dan selalu perhatian dalam memenuhi hawa nafsunya serta urusan dunianya, tidak memikirkan tentang akibat langkahnya yang lalai, maka Allah telah memberi kesempatan pada orang tersebut dengan dua jalan, atau salah satunya, yang jika ia mau melakukannya maka akan beruntung dan berakibat baik.
Pertama, berusaha untuk dapat bangun malam lantas memohon ampunan-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya, “Adakah orang yang memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya. Adakah orang yang bertaubat, Aku akan menerima taubatnya. Adakah orang yang memohon ampun, Aku akan ampuni dosanya.” (HR. Addaruquthni). Inilah waktunya Allah memberi kesempatan pada hamba-Nya.
Kedua, memperhatikan pelaksanaan shalat karena shalat adalah menghadapnya seorang hamba kepada Allah, dan Allah akan menerima hamba-Nya selama hamba itu tidak berpaling.