URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 97 users
Total Pengunjung: 6224203 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
ORANG SADAR DARI KELALAIANNYA 
Penulis: Pejuang Islam [ 26/5/2016 ]
 
ORANG SADAR DARI KELALAIANNYA

Luthfi Bashori


Seorang muslim yang lalai terhadap kewajibnan agamanya, adalah termasuk orang yang akan merugi dalam kehidupan akhiratnya. Padahal setiap muslim, pasti tahu jika kehidupan akhirat itu jauh lebih lama masanya daripada kehidupan dunia.

Secara umum, keberadaan manusia yang hidup di era sekarang ini di muka bumi secara normal, dapat dihitung rata-rata hanyalah berkisar 70 tahunan, selebihnya mereka akan menempati liang lahat yang lebih lama lagi hingga menunggu datangnya hari Qiamat sebagai proses hari berbangkit.

Setelah usai masa berbangkit dari liang lahat untuk menuju padang Mahsyar, maka manusia pun akan mengikuti proses perhitungan amal perbuatan yang dilakukan selama hidup di dunia. Kemudian datang hari penentuan antara masuk sorga selama-lamanya, atau akan masuk ke nereka terlebih dahulu sebelum masuk sorga, atau bahkan akan kekal selama-lamanya di nereka.

Namun sanyang seribu kali sayang, jika kefahaman yang sudah mendarah daging ini, ternyata diabaikan dalam kehidupan secara nyata. Misalnya masih banyak saat ini, mereka yang mengaku beragama Islam namun enggan melaksanakan shalat lima waktu serta kewajiban agama lainya.

Mengaku Islam, namun mengingkari kebenaran kitab suci Alquran yang produk hukumnya masih relevan diterapkan pada setiap jaman.

Mengaku Islam, namun meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai rasulullah yang sabda-sabdanya wajib diikuti oleh setiap muslim.

Mengaku Islam, namun sengaja meninggalkan ajaran para ulama salaf yang hidup di era awal-awal Islam tersebar se-antero dunia, sebagai generasi yang paling dapat memahami ajaran syariat Islam, karena generasi mereka adalah generasi yang terbaik sepanjang masa sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Jika saja mereka yang lalai itu menyadari kekeliruannya, lantas berupaya memperbaiki diri, misalnya dengan cara mendekat kepada para ulama yang selalu ikhlas membimbing umat ke jalan yang benar, maka tentu Allah pun akan membuka lebar-lebar pintu ampunan-Nya, serta akan membimbingnya menjadi jiwa yang baik.

Imam Muhyiddin Ibnu Zakaria Al-Khaurani RA berkata , “Jika seseorang selalu tertutup ingat kepada Allah, karena banyak kelalaiannya dan selalu perhatian dalam memenuhi hawa nafsunya serta urusan dunianya, tidak memikirkan tentang akibat langkahnya yang lalai, maka Allah telah memberi kesempatan pada orang tersebut dengan dua jalan, atau salah satunya, yang jika ia mau melakukannya maka akan beruntung dan berakibat baik.

Pertama, berusaha untuk dapat bangun malam lantas memohon ampunan-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya, “Adakah orang yang memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya. Adakah orang yang bertaubat, Aku akan menerima taubatnya. Adakah orang yang memohon ampun, Aku akan ampuni dosanya.” (HR. Addaruquthni). Inilah waktunya Allah memberi kesempatan pada hamba-Nya.

Kedua, memperhatikan pelaksanaan shalat karena shalat adalah menghadapnya seorang hamba kepada Allah, dan Allah akan menerima hamba-Nya selama hamba itu tidak berpaling.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam