UCAPAN YANG BERPENGARUH ITU KARENA HATINYA BERSIH
Luthfi Bashori
Imam Ali AS berkata, “Jika hati seorang alim bersih, maka segala nasihatnya akan berpengaruh di hati setiap orang, dan sebaliknya jika ada orang berilmu namun hatinya kotor, maka segala nasihatnya akan hilang dari setiap orang yang mendengarkannya, seperti terpelesetnya air hujan dari kulit telur burung onta.”
Seseorang yang mempelajari ilmu agama, hendaklah berusaha agar selalu memberihkan hati, hingga hatinya itu ikut menyertai kemuliaan ilmu yang diembannya. Karena jika ia membiarkan hatinya kotor, sedang ia terus menerus membicarakan ilmu agama, maka ilmunya itu tidak akan berpengaruh apapun kepada dirinya apalagi untuk kebaikan orang lain.
Saat ini terasa semakin banyak orang yang senang membahas keilmuan agama di rana publik, yang secara dhahir seakan-akan terkesan sangat bagus dalam penguasaan ilmu keagamannya itu, namun tak jarang ilmunya itu tidak dapat berpengaruh sama sekali kepada para penyimaknya, selain dianggap sebagai angin lalu semata.
Ini terbukti dengan semakin banyak orang berbicara agama, namun kondisi masyarakat masih tetap saja merasa asing terhadap ajaran agama, sehingga berjuta-juta umat Islam yang ada di tengah masyarakat, ternyata berstatus sebagai awwam. Demikian ini dapat saja terjadi, karena kemungkinan besar, mayoritas para penyampai ilmu syariat agama itu belum memiliki hati yang bersih, dan masih menyimpan penyakit hati.
Sebenarnya banyak hal yang dapat menyebabkan kotornya hati seseorang, antara lain karena seringnya melakukan kemasiatan kepada Allah. Contohnya karena tidak pandai menjaga lisan hingga sering melontarkan kata-kata yang tak senono, baik yang terucap maupun yang tertulis; sering curiga alias su-uddhan kepada sesama muslim yang seaqidah; sering meragukan dan mengingkari ajaran syariat; sering melanggar dan menabrak larangan agama; sering menyepelekan urusan keislaman; sering meragukan kebenaran Alquran dan Hadits serta ijma’ para ulama salaf, dan sebagainya.
Termasuk penyebab hati kotor adalah ikut terlibat aliran sesat yang keluar dari ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Keterlibatan semacam ini umumnya mengatasnamakan demi kemanusiaan atau demi menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, semisal ikut sekte Syiah, Wahhabi dan Liberalisme serta membela keberadaan aliran-aliran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam yang dianut mayoritas ulama dan umat Islam.
BERUNTUNG ORANG YANG INGIN BERTOBAT DARI KELALAIANNYA
Imam Muhyiddin Ibnu Zakaria Al-Khaurani RA berkata, “Jika hati seorang itu kotor dan selalu tertutup dari ibadah mengingat Allah karena banyak kelalaiannya, namun sangat perhatian dalam memenuhi hawa nafsunya serta urusan dunianya, dan tidak pernah memikirkan tentang akibat langkahnya yang lalai, maka Allah memberi kesempatan pada orang tersebut jika ingin bertobat hingga hidupnya berakhir dengan husnul khatimah yang penuh kebaikan dan keberuntungan, dengan dua cara:
Pertama, hendaklah berusaha untuk dapat bangun malam. Allah berfirman, “Adakah orang yang memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya. Adakah orang yang mau bertobat, Aku akan menerima taubatnya. Adakah orang yang memohon ampun, Aku ampuni dosanya.” Inilah waktu Allah memberi kesempatan pada hamba-Nya.
Kedua, hendaklah ia memperhatikan pelaksanaan shalat, karena shalat adalah menghadapnya seorang hamba kepada Allah, dan Allah akan merespon hamba-Nya itu selama sang hamba tidak berpaling”.