ANDA INGIN SEJUTA KEBAIKAN?
Luthfi Bashori
Setiap orang itu pasti memiliki keinginan berbuat baik seberapapun kadar keinginan yang dimilikinya. Entah itu kebaikan yang dinisbatkan kepada ajaran agama dan keyakinannya, atau kebaikan yang sesuai dengan kepentingan pribadinya.
Contoh kebaikan yang dinisbatkan kepada ajaran agamanya, misalnya seseorang yang ingin masuk sorga lantas berusaha memperbanyak ibadahnya kepada Allah, dan menjauhi perbuatan buruk, semisal menghindari kehidupan yang jauh dari tuntunan ajaran syariat, atau menghindarkan dirinya dari penyakit hati seperti iri dengki, atau menghindari perkataan jorok yang mudah keluar dari lisan dan tulisan, serta perbuatan buruk lainnya.
Sedangkan kebaikan yang dinisbatkan kepada kepentingan dirinya sendiri, misalnya seseorang yang ingin memiliki tubuh yang sehat, tentu akan selalu menjaga makanan dan minuman sehat serta menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merusak kesehatannya itu.
Berikut ini adalah salah satu cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada siapapun di antara umat Islam agar dapat mengumpulkan sebanyak-banyaknya pundi-pundi kebaikan, namun dengan cara yang sangat mudah diamalkan.
Sy. Umar RA berkata bawa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memasuki pasar kaum mukminin, lalu mengucapkan: La ilahaa illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu bi yadihil khairu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir (Tiada Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya. Baginya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian,
Dia menghidupkan dan mematikan, Dia hidup kekal tidak bisa mati, di tangan-Nya berada segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)”.
Maka Allah akan menetapkan baginya sejuta kebaikan dan menghapus darinya sejuta kejelekan dan diangkat baginya sejuta derajat.” (HR. Tirmidzi).
Imam Muhammad bin Wasi’ berkata: “Kemudian aku pergi ke Khurasan, dan aku berjumpa dengan Imam Qutaibah bin Muslim, lantas aku katakan kepadanya: “Aku datang kepadamu membawa hadiah”. Maka aku ceritakan hadits itu kepadanya. Kemudian ia menaiki kendaraannya menuju pasar dan mengucapkan perkataan tersebut, lantas ia pun kembali”.