URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 65 users
Total Pengunjung: 6224167 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BOLEH BERIJTIHAD ASALKAN... ! 
Penulis: Pejuang Islam [ 1/9/2016 ]
 
BOLEH BERIJTIHAD ASALKAN... !

Luthfi Bashori


Sy. Muadz bin Jabal RA mengisahkan, ketika Rasulullah SAW mengutusnya ke Yaman beiau SAW bertanya kepadanya, Apa yang kamu lakukan jika dihadapkan kepadamu suatu masalah?

Sy. Muadz bin Jabal RA menjawab,Aku pututskan dengan hukum yang ada di Al-Quran.

Jika tidak ada hukumnya  di dalam Al-Quran? tanya Nabi SAW.

Sy. Muadz katakan, Aku putuskan berdasrkan Sunnah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bertanya kembali, Jika tidak hukum-Nya dalam As-sunnah?

Aku akan berijtihad dengan pendapatku, tegas Sy. Muadz bin Jabal Ra.

Nabi Muhammad SAW menepuk dadanya. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasul-Nya, demi keridhaan Allah dan Rasulu-Nya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)

Menurut para ulama, tidak semua orang dibenarkan melakukan ijtihad. Seseorang yang melakukan ijtihad haruslah memiliki banyak  persyaratan pokok, antara lain:

1. Memahami dengan sungguh-sungguh tafsir ayat-ayat Al-Quran dengan asbabun nuzulnya (yakni sebab-sebab turunnya Al-Quran), ayat-ayat nasikh dan mansukh (yang menghapuskan dan yang dihapus), dan gharaibul Quran.
2. Memahami hadits dan asbabul wurudnya (sebab-sebab munculnya hadits). Nasikh mansukhnya, serta delik ilmu musthalah haditsnya.
3. Menguasai bahasa Arab, baik grametikal maupun conversationnya dan seluruh  cabang nahwu maupun dialegnya.
4. Mengetahui tempat-tempat hasil ijma para shahabat serta para ulama salaf ahli ijtihad sebelumnya.
5. Memahami ushul fiqih secara detil.
6. Memahami maksud-maksud syariat (maqashidus syariah)
7. Memahami masyarakat dan adat-istiadatnya sebagai obyek ijtihadnya.
8. Secara pribadi mempunyai sifat adil dan taqwa, menurut setandar para ulama.
9. Mengusai ilmu ushuluddin/ tauhid/ aqidah (salah satu cabang dari ilmu-ilmu keislaman yang membahas pokok-pokok keyakinan dalam Islam.
10. Memahami ilmu mantik (logika) yang rasional.
11. Meguasai cabang-cabang ilmu fiqih.
12. Dan sebagainya.

Jika persyaratan di atas ini belum terpenuhi, maka haram bagi seseorang untuk berijtihad dalam urusan bersyariat, namun kewajibannya adalah bertaqlid mengikuti hasil ijtihad para ulama terdahulu, yang mana mereka  telah menyusun kitab-kitab fiqh untuk memudahkan umat Islam yang belum  mampu berijtihad dalam melaksakan kewajiban bersyariat.

Adapun dewasa ini, hasil ijtihad para ulama Salaf yang diakui keabsahannya dan kevalidannya oleh dunia Islam itu ada pada empat madzhab: Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali. Maka jika ada madzhab lain yang dimunculkan selain dari empat madzhab ini, maka dihukumi sebagai madzhab yang syadz atau menyimpang.

Sedangkan para ulama yang hidup di jaman sekarang dan memenuhi syarat ijtidah, sekalipun belum sampai pada standar keilmuan para mujtahid mutlaq (setara Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi`i dan Imam Ahmad bin Hanbal) jika mereka berijtihad terhadap suatu permasalahan keumatan yang sedang berkembang, maka dapat dibenarkan selagi tidak keluar dari koridor aturan dari salah satu empat madzhab di atas, maka hasil ijtihadnya itu dapat dicetuskan dalam bentuk fatwa.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam