URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 194 users
Total Pengunjung: 6224306 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENCERMATI AKAL MANUSIA 
Penulis: Pejuang Islam [ 1/9/2016 ]
 
MENCERMATI AKAL MANUSIA

Luthfi Bashori


Menurut wikipedia, akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah.

Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar Akal juga mempunyai konotasi negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan. Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa tidak pastinya kehidupan ini. (wikipedia bhs. Indonesia).

Memiliki akal sempurna adalah dambaan setiap manusia, karena dengan akal yang sempurna itu setiap orang akan dapat menjalani kehidupannya secara normal dan wajar, bahkan bagi kalangan tertentu, berkat kepandaiannya dalam merawat akalnya, misalnya selalu mengasah dan mengisi akalnya dengan berbagai ilmu pengetahuan serta ilmu agama, maka derajat dirinya akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang.

Seorang arif berkata, Akal itu ada lima macam:

 Akal gharizi atau atau bawaan, atau akal yang dipersiapkan untuk memahami ilmu-ilmu tertulis.

Syeikh Abu Bakar ibn al-Arabi- (1165-1240 M), menyebutkan bahwa akal sebagai ilmu, yaitu sifat yang dengannya persepsi ilmu dapat dihasilkan. Hal ini sesuai dengan apa yang tertera dalam ayat Alquran yang artinya:

Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS Al-Ankabut, 43).

 Akal kasbi atau akal yang dihasilkan dari pergaulan dengan orang-orang berakal.

Bergaul dengan orang-orang shaleh, dapat meningkatkan pemahaman akal seseorang menuju keimanan yang sempurna. Bahkan pergaulan dengan kalangan orang-orang shaleh itu dapat mengikis dorongan syahwat duniawiyah yang bersifat negatif, hingga dapat membangun kesempurnaan akal yang dimilikinya.

Namun sebaliknya, pergaulan bersama kalangan orang jahat, akan dapat melemahkan akal jernih seseorang, hingga ia terjerumus kepada hal-hal yang negatif, sekalipun terjadi pada diri orang-orang yang berilmu.

Misalnya, setiap orang yang berakal sehat itu pasti tahu, jika korupsi adalah sesuatu yang negatif, namun tak jarang akibat salah pergaulan, maka seorang yang berilmu tinggipun banyak yang terjerat kasus korupsi.

Termasuk juga timbulnya fanatisme buta kepada seorang tokoh idola, yang umumnya karena akibat pergaulan, maka terkadang fanatisme itu dapat menghilangkan kesehatan akal seseorang untuk dapat berpikir jernih, hingga tak jarang timbul dari kalangan fanatisme ini membabibuta dalam mengikuti perilaku sang idola, sekalipun harus keluar dari logika mainstream.

 Akal karuniawi, atau akal yang diberikan Allah kepada orang-orang beriman untuk membimbing mereka kepada keimanan.

Tentu memiliki akal karuniawi ini, termasuk menjadi harapan semua muslim yang baik khususnya yang hidup di era super modern dewasa ini.

Akal zuhhad, atau akalnya orang-orang ahli zuhud yang tidak terlalu memikirkan kenikmatan dunia, hingga membuat mereka menjadi Zahid.

Membangun akal zuhhad tidaklah mudah, namun harus banyak melatih diri dan belajar kepada orang-orang yang telah diberi akal zuhhad, bahkan untuk mendapatkannya itu memerlukan waktu yang sangat panjang dan niat hati yang sungguh-sungguh.

 Akal syarafi atau kemulian, yaitu akal Nabi kita Muhammad SAW,  yang tiada lain adalah akal yang paling mulia.

Sesungguhnya, beliaulah hakikat satu-satunya idola yang paling sempurna, untuk dijadikan panutan dan tauladan bagi semua umat Islam di seluruh dunia, Allahumma shali wa sallim alaihi wa alaa aalihi wa shahbihi ajmain.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam