MENGIKUTI JALAN NAN LURUS
Luthfi Bashori
Kewajiban setiap muslim adalah mengikuti jalan nan lurus, yaitu beragama Islam sesuai dengan tuntunan Alquran, Hadits, Ijma para Shahabat maupun para Imam Ahli Ijtihad dari kalangan ulama Salaf, yang telah dipilih oleh Allah dengan diberikan kepada mereka berbagai disiplin ilmu.
Dengan menapaki ajaran Alquran, Hadits dan Ijma para Shahabat serta ulama Salaf, maka umat Islam dijamin akan selamat dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, untuk menuju kepada kehidupan yang abadi di akhirat nanti.
Allah berfirman:
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِىۡ مُسۡتَقِيۡمًا فَاتَّبِعُوۡهُ ۚ وَلَا تَتَّبِعُوۡا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ ؕ ذٰ لِكُمۡ وَصّٰٮكُمۡ بِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Qs: Al-An`ām:153 )
Allah memerintahkan kepada kita untuk istiqamah mengikuti jalan yang lurus, tidak mengikuti ajaran apapun bentuknya yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam, lantas Allah perintah untuk bersatu-padu serta tidak bercerai-berai dalam mengemban dan mengamalkan ajaran Islam. Sesungguhnya telah binasa orang-orang terdahulu sebab pertikaian dan permusuhan mereka dalam memahami dan mengamalkan agama mereka, karena mengikuti hawa nafsu dan enggan merujuk kepada ketentuan Allah.
Sebagian orang-orang kafir terdahulu itu lebih taat kepada para tokoh idola mereka daripada taat kepada syariat Allah, sebagaimana diceritakan oleh Alquran:
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Mereka hanya menjadikan para tokoh idolanya sebagai panduan dalam menjalankan agamanya, sekalipun para tokoh mereka itu bertentangan dengan syairat yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi yang diutus kepada mereka.
Agar umat Islam dewasa ini tidak ikut binasa, sebagaimana orang-orang terdahulu, maka hendaklah mereka belajar memahami syariat Islam dengan baik dan benar kepada para ulama yang mengajarkan ilmu syariat dan selalu berpegang teguh terhadap kaedah syariat.
Sehingga tidak terjadi taklid (ikut) buta kepada perorangan, yang dalam bahasa awwam dikatakan: Opo Jare atau Pokoknya Ikut ... Fulan. Karena hal demikian itu sangat rawan bagi keselamatan akhiratnya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ: شَاذَانُ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ -هُوَ ابْنُ عَيَّاشٍ -عَنْ عَاصِمٍ -هُوَ ابْنُ أَبِي النُّجُودِ -عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -قَالَ: خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ، ثُمَّ قَالَ: "هَذَا سَبِيل اللَّهِ مُسْتَقِيمًا". وَخَطَّ عَلَى يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: "هَذِهِ السُّبُل لَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ". ثُمَّ قَرَأَ: وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Aswad ibnu Amir Syazan. telah menceritakan kepada kami Abu Bakar (yaitu Ibnu Ayyasy), dari Asim (yaitu Ibnu Abun Nujud), dari Abu Wail, dari Abdullah ibnu Mas`ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw, membuat sebuah garis dengan tangannya (di tanah), lantas bersabda: "Ini jalan Allah yang lurus.
Lalu beliau SAW membuat garis di sebelah kanan dan kirinya, kemudian bersabda, "Ini jalan-jalan lain, tiada suatu jalan pun darinya melainkan terdapat setan yang menyerukan kepadanya."
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman-Nya yang artinya: Dan bahwa (yang Kami perintahkan dari syariat) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (ajaran yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan (syariat)-Nya. (Al-An`am: 153)
حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ حَدَّثَنِي بَحِيرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ضَرَبَ مَثَلًا صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا عَلَى كَنَفَيْ الصِّرَاطِ سُورَانِ فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ وَعَلَى الْأَبْوَابِ سُتُورٌ وَدَاعٍ يَدْعُو عَلَى رَأْسِ الصِّرَاطِ وَدَاعٍ يَدْعُو مِنْ فَوْقِهِ { وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ } فَالْأَبْوَابُ الَّتِي عَلَى كَنَفَيْ الصِّرَاطِ حُدُودُ اللَّهِ لَا يَقَعُ أَحَدٌ فِي حُدُودِ اللَّهِ حَتَّى يُكْشَفَ سِتْرُ اللَّهِ وَالَّذِي يَدْعُو مِنْ فَوْقِهِ وَاعِظُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih], telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Bahir bin Sa`d] dari [Khalid bin Ma`dan] dari [Jubair bin Nufair] dari [Nawwas bin Sam`an] ia berkata, "Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah `azza wajalla memberikan perumpamaan mengenai Shirath Mustaqim (jalan yang lurus) berada di atas dua sisi jalan. Pada kedua sisi jalan itu terdapat pintu-pintu yang terbuka lebar. Pada setiap pintu terdapat tabir dan penyeru yang mengajak di depannya. Sedangkan dari atasnya terdapat satu penyeru pula yang selalu mengajaknya, dan Allah senantiasa mengajak ke negeri keselamatan (Darus salam) dan memberikan hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk menapaki shirath mustaqim. Pintu-pintu yang berada di kedua sisi jalan itu merupakan batasan-batasan syariat Allah hingga batasan Allah itu dilanggar. Sedang yang menyeru dari atasnya adalah Wa`izhullah (penasehat agar mereka menuju kepada jalan) Allah `azza wajalla." (HR. Ahmad).
Jadi siapapun orangnya, jika tidak mengikuti jalan nan lurus, dan telah melanggar maupun melenceng dari syariat Allah, maka Allah tidak akan menerima amalannya serta tidak menjamin keselamatannya, hingga akan dijadikan sebagai orang yang binasa di akhirat.