URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 63 users
Total Pengunjung: 6224165 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PETILASAN TAPAK KAKI NABI SAW DI MESIR  
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ]
 
PETILASAN TAPAK KAKI NABI SAW DI MESIR

 Luthfi Bashori



Terdapat pada lantai kayu sebesar kurang lebih 20 X 40 cm, dengan karpet penutup lantai yang tersingkap. Ada kesengajaan dari ketakmiran rupanya untuk memberi kesempatan bagi para penziarah agar dapat bertabarruk dengan mengusap tapak tilas kaki Nabi SAW.

Tatkala gaet asal mesir itu menerangkan bahwa hari itu rombongan akan dibawa ke tempat petilasan tapak kaki Nabi SAW, maka yang terbayang adalah betapa nikmatnya dapat mengusap tempat yang sangat mulia, terhormat dan tercinta itu.

Tiba-tiba teringat lantun sebuah tembang Arab yang mengatakan :

Marartud diyaara diyaara Laila
wa aqabbilu dzal jidaara wa dazal jidaara
wa maa qabbaltud diyaara syaghafna qalbi
Walaakin hubbu man sakanad diyaara

(Aku melewati perumahan milik keluarga Laila
lantas aku ciumi rumah-rumah itu
bukannya aku mencintai rumah-rumah itu
tetapi karena aku mencintai salah satu penghuninya (yaitu Laila)

Tembang ini digubah dari syair yang diciptakan oleh Qais kekasih Laila dalam kisah legenda Arab, Laila Majnuun atau Qais dan Laila, kisah sastra yang sangat terkenal dari keluarga Bani Amir.



Dalam kisah itu mempunyai pengertian, bahwa orang yang sudah terperosok dalam kubangan cinta, maka apapun dapat dia kerjakan.

Hanya saja sebagai orang yang beriman, kami wajib tahu batas-batas mana yang tidak diperkenankan oleh syariat, seperti misalnya -na`udzubillah- ada orang yang niat bersujud kepada Nabi Muhammad SAW dengan keyakinan untuk menuhankan beliau SAW. Jelaslah perbuatan semacam ini adalah syirik kepada Allah, dan termasuk dosa yang tidak diampuni oleh Allah.

Namun selain berniat sujud dan menuhankan Nabi SAW, maka mengaplikasikan bentuk cinta dengan berbagai cara justru telah dicontohkan oleh para Shahabat RA, sebagaimana para shahabat juga berebut rambut Nabi SAW saat beliau mencukur rambutnya. Bahkan rambut-rambut Nabi SAW dan beberapa barang semacam pedang, cincin, sorban, dan lain-lain milik Nabi SAW tetap terawat baik hingga kini di beberapa musium yang sempat kami kunjungi.

Di tempat petilasan telapak kaki Nabi SAW yang berada di dalam masjid Imam Syafi`i di Mesir, sudah banyak para penziarah dengan bermacam-macam cara untuk mencari keberkahan dari Nabi SAW, minimal mereka mengusapkan tangannya ke petilasan telapak kaki Nabi SAW tersebut dianjutkan dengan mengusapkan tangannya ke arah salah satu anggota tubuhnya.

Alhamdulillah kami sendiri telah berhasil mencium tempat yang sangat mulia itu.

Yang kami rasakan bukannya kami mencium sebalok kayu, melainkan kami merasakan sedang mencium pemilik telapak kaki yang pernah menginjak balok tersebut, Rasulullah SAW.

Biarkankan saja jika ada orang mengatakan bahwa kami ini gila, ataupun kalimat-kalimat celaan senada itu, dan pasti kalimat-kalimat celaan apapun tak akan ada artinya bagi kami, asalkan Allah kelak menerima kegilaan hati kami dalam mencintai manusia yang paling dicintai oleh Allah, yaitu Nabi Muhammad SAW, hingga kami rela mencium bekas telapak kaki beliau SAW sekalipun sudah berusia 14 abad silam.

Biarkanlah gerombolan anjinng menggonggong dan menyalak sekeras-kerasnya, namun kafilah kami akan terus melangkah dan berjalan menuju `tempat petilasan jejak telapak kaki Nabi Muhammad SAW` untuk dapat kami cium dan dapat kami usap.

Alhamdulillah atas nikmat Allah yang sangat besar ini.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: saifulfiki  - Kota: malang
Tanggal: 5/8/2009
 
bagaimana hukum nya memakai barang oarang lain tp kita udah yakin bahwa barang itu udah di ikhlas kan contoh nya saja ngambil kitab
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Barang yh ulima ridhouhu (yakin dihalalkan oleh pemiliknya, krn kebiasaan atau ada pengumumannya, maka halal dipergunakan.

2.
Pengirim: ana  - Kota: gresik
Tanggal: 29/10/2012
 
bagaimana cara agar hati slalu ikhlas 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Harus selalu belajar untuk ikhlas, salah satunya dengan rajin belajar agama, syukur2 aktif hadir dalam majelis ta'lim yang diasuh oleh tokoh yang benar-benar ikhlas mengamalkan syariat.

Salah satu arti ikhlas adalah Al-istiwaa-u bainal mad-hi wad dzammi (sama saja -saat beribadah- antara dipuji orang maupun dicela). Artinya tidak terpengaruh oleh situasi apapun jika berbuat kebaikan.

3.
Pengirim: dewi sri  - Kota: surabaya
Tanggal: 10/2/2013
 
Assalamualaikum wr wb.

ya akhi/ukhti. saya ingin bertanya apa salah jika ada seseorang meminta saya untuk membimbingnya krn ia mrasa jauh dr ALLAH SWT. dan saya menjawab insya Allah saya akn membimbingnya semampu saya krn saya jg msh bljar mendalami ilmu agama.
namun dsisi lain bnyak sekali orng2 yg menilai/mengatakan bahwa saya ini sok pandai/keminter.

yg ingin saya tanyakan. bagai mana saya harus menyikapi orng2 itu. apakah saya harus berhenti membimbing orng yg sedang membutuhkan bantuan saya..??

mohon penjelasan/pencerahanya


syukron katsiron 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Membantu orang itu boleh-boleh saja, asal benar-benar sudah mempunyai keahlian pada bidangnya. Kalo tidak ahli malahan bisa-bisa tambah menyesatkan orang lain. Contoh karena ia baru belajar ilmu kedokteran kemudian berusaha membantu memberi obat orang lain, ternyata dosisnya berlebihan maka akibatnya fatal : Over Dosis bahkan bisa mematikan. Demikian juga dengan urusan ajaran agama. 2. Jika yang curhat itu adalah lain jenis dan seusia (sama-sama remaja), maka perilaku itu hakikatnya adalah 'pacaran' atau hubungan yang diharamkan oleh Allah.

4.
Pengirim: harun  - Kota: semarang
Tanggal: 29/12/2013
 
assalamulaiakum...
wah kalu bisa gambrnya juga di sertakan biar mantep,yakin, emang ada gak sih tapak kaki... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sayangnya tidak terdokumetasi gambar-gambar itu. Kami menyaksikan sendiri petilasan itu dg mata kepala kami. Untuk percaya dan tidaknya itu terserah masing-masing lah... Seperti juga orang-orang Mesir diberitahu, jika nama presiden RI yg pertama adalah Sukarno, adapun mereka percaya atau tidak itu juga adalah urusan masing-masing kaan...?

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam