ASWAJA , BUKAN ISLAM NUSANTARA
(Bincang-bincang tentang pandangan Aswaja seputar langkah dakwah di Indonesia).
Dialog ini bermula dari penolakan Komunitas Aswaja terhadap istilah Islam Nusantara kemasan kaum Liberal, yang marak disosialisikan dalam dunia maya dan jejaring sosial, semacam slogan Islam Nusantara itu bukan Islam Arab, atau Ciri Islam Nusantara itu menerima Syiah, atau Berbaju batik itu termasuk Sunnah Nabi S.A.W, dan sebagainya.
MAHMUD: Islam Nusantara adalah casing, isinya adalah Islam Rahmatan lil alamin begitu penjelasan Rais Am PBNU, KH. Ma`ruf Amin saat bertemu PCNU Pasuruan Raya pada malam Senin 9 Rabiul Awwal 1437 H di kantor PCNU Pasuruan kota.
LUTHFI BASHORI: Jadinya, nganeh-anehi, membuat istilah yang tidak populer dalam dunia Islam.
MAHMUD: Sebaiknya kita upayakan persatuan di bawah bendera Islam Aswaja.
Memang di Indonesia ini banyak yang aneh, ada acara tahlilan dari hari ke 1 sampai hari ke 7 meskipun boleh, tapi tidak dikenal di negara Islam yang lain, setelah tahlilan pulangnya diberi berkat.
Kalau di Pasuruan namanya walimatul arus itu, di awali dengan membaca maulid Diba`. Jadi kalau belum baca maulid dikatakan tidak walimahan, kebanyakan di Madura maulidan itu kalau di dalamnya ada bacaan maulid Asyraful Anam, kalau belum ada baca itu katanya belum maulid, he-he di Jawa banyak aneh-aneh, tapi Alhamdulillah semuanya masih diakui di bawah Islam Aswaja. Bahkan dirawat oleh NU sebagai muhafadhah alal qadimis shaleh (menjaga amalan lama yang baik)
Ya begitulah tanggapan atas munculnya gagasan baru itu. Seperti halnya di zaman dahulu. Muhammadiyah mensyirikkan ziarah qubur, sekarang sudah damai. Dahulu tahlil, qunut, tongkat khatib, adzan dua kali dan lain sebagainya sangat dikecam oleh Muhammadiyah. Sekarang sudah menyadari itu adalah Khilafiyah furuiyah. Maaf, saya tidak melanjutkan perdebatan ini, tapi saya mendambakan kerukunan bersama dan duduk bersama, tidak ada NU pro Muktamar dan kontra Muktamar. Tidak ada lagi Aswaja dan garis tidak lurus, dan lain-lain.
LUTHFI BASHORI: Silahkan terhadap persepsi njenengan. Saya akan tetap nahi mungkar terhadap kesesatan kaum liberal siapapun figurnya, terrmasuk yang memarakkan istilah Islam Nusantara dewasa ini.
Mohon maaf. ASWAJA itu tidak identik dengan NU. Contohnya Alwashliyah, Nahdhatul Wathan, FPI dan beberapa ormas lain yang non NU, juga masih banya yang bermadzhab Sunni, Asy`ari-Maturidi, Syafi`i.
ASWAJA juga tidak identik dengan NU atau Muktamar Jombang (sekalipun saya juga adalah pengurus MWC.NU).
MAHMUD: Makasih, saya sepakat dengan antum sama sekali menolak dengan kesesatan termasuk Syiah dan Liberal. Mungkin yang beda adalah menempelkan kesesatan itu kepada siapa? Seperti saya sepakat bahwa Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu adalah musyrik yang otomatis sesat. Namun saat ini, ke 4 kelompok agama tersebut jarang mendapat tantangan dari Ulama`/Kyai sehingga setiap hasil sensus diumumkan jumlah mereka terus bertambah sedangkan jumlah umat Islam menurun prosentasenya.
Dakwah mereka rupanya mulus tanpa hambatan dari umat Islam, karena tokoh-tokoh muslimnya terus konflik internal. Bahkan di saat mereka sudah mulai menata akan merebut kepemimpinan Indonesia, tapi tokoh Muslim tetap adem-ayem, bahkan lebih semangat menghantam sesama muslimnya atau sesama NU nya atau sesama Aswajanya.
LUTHFI BASHORI: Kalo saya lebih memilih yang sesuai dengan maksud kaidah:
Syariat Islam itu menghukumi segala sesuatu yang tampak secara dhahir, adapun urusan Akhirat adalah hak Prerogatif Allah.
Jadi, siapa saja figurnya yang berpendapat atau berperilaku sesat, karena saat dinilai secara dhahir, ternyata bertentangan dengan ajaran aqidah dan syariat Islam, ya harus dihukumi sesuai dengan yang disepakati oleh para Ulama. Seperti dalam suatu riwayat, bahwa Para Walisongo dulu meng-i`dam (menjatuhkan hukuman mati) kepada Sidi Jenar, karena yang tampak secara dhahir adalah murtad, saat ia mengatakan, Aku adalah Allah.
Jadi, langkah dakwah yang baik adalah, terhadap pihak-pihak yang tidak sesat secara dhahir, yaa diajak berjuang bersama-sama. Sedangkan terhadap pihak-pihak yang sesat secara dhahir ya harus dihukumi sesat.
Keteladanan Para Walisongo, yang akhirnya memilih tidak bersedia berkolaborasi dalam berdakwah dengan Sidi Jenar, disebabkan karena ia menyatakan sebagai penganut Wihdatul wujud (Menyatu dengan Dzat Allah).
ASWAJA , memilih metode dakwah yang diterapkan Para Walisongo dalam mencari kawan seperjuangan.
MAHMUD: Siapa yang punya kewenangan menetapkan hukum? Apakah perorangan atau qhadi ?
Kalau di Saudi, yang merasa paling Ahli Sunnah itu yang Wahhabi, sehingga tokoh seperti Sayyid Muhammad dianggap ahlil bid`ah, bahkan konon kabarnya sampai ada yang menghalalkan darah Sayyid Muhammad Al-Maliki. Alhamdulillah, Allah melindungi beliau sehingga selamat dari ancaman pembunuhan.
Saat ini di Timur Tengah, karena saling menyesatkan dan saling mengkafirkan serta saling menghalalkan darahnya, maka terjadilah saling membunuh sesama muslim. Bukan perang muslim melawan Yahudi yang menjajah Palestina, tetapi berperang sesama muslimnya.
LUTHFI BASHORI: Untuk menetapkan suatu aliran/pemahaman yang sesat atau tidak itu, bukan berarti menjatuhkan vonis sanksi hukum jinayat/qishah dan yang semisalnya untuk dieksekusi. Penetapan suatu aliran sebagai sekte sesat, telah dicontohkan oleh para ulama salaf, seperti yang dilakukan oleh Imam Ibnu Hajar Alhaitsami, beliau secara tegas mengatakan dalam kitab karangannya Asshawaiqul Muhriqah, beliau menentukan golongan-golongan yang sesat, bahkan yang dinilai telah keluar dari Islam (murtad).
Sudah selayaknya di antara ulama Aswaja era sekarang, ada juga yang berani meniru dan melestarikan ajaran dan metode yg telah diterapkan oleh Imam Ibnu Hajar. Kalau tidak, maka kaum orientalis akan lebih leluasa dalam menerapkan strategi penghancuran Islam lewat intrik-intrik kaum Liberalis dan Pluralis.
MAHMUD: Shadaqtum wa barartum (antum sangat benar), makanya:
نحن نؤمر أن نحكم بالظواهر والله يتولى السراءر
(Kita hanya menerapkan hukum itu secara dhahir, sedangkan Allahlah yang berhak menentukan urusan rahasia akhirat), setahu al Faqir itu untuk hakim, bukan untuk perorangan.
Menempelkan sesat kepada seseorang itu bahaya, seperti menempelkan kata sesat kepada Sayyid Muhammad Al-Maliki oleh kelompok Islam Wahhabi. Ulama` Besar Dunia Ahlisunnah wal jamaah Syekh Ramdhan Al-Buthy Syiria, dibunuh saat memberi pengajian, rupanya akibat fitnah.
LUTHFI BASHORI: Padahal dalam pandangan para ulama tersohor, menghukumi KESESATAN Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab yang beraqidah MUJASSIMAH itu boleh dan telah dicontohkan oleh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah pada zamannya.
MAHMUD: Yang saya contohkan adalah sebaliknya.
LUTHFI BASHORI: Betul, sebaliknya. Kewafatan para ulama yang memperjuangkan aqidah Aswaja, seperti Sayyid Muhammad Al-Maliki & Syekh Ramdhan Al-Buthy itu termasuk Syahid. Insyaallah.
MAHMUD: Shadaqtum wa barartum. Sayyid Muhammad Almaliki, kok mereka anggap ahli bid`ah...!!!
LUTHFI BASHORI: Semoga beliau dijadikan Syahid.
Berarti sejak dahulu itu ya telah terjadi konflik theologi antar golongan, dan akan terus berjalan seiring bertambahnya zaman, bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik fisik juga. Di Yaman, banyak juga para ulama Aswaja yang dibunuh oleh ISIS/ALQAEDAH yang notabebenya sebagai cabang Wahhabi Ekstrim.
MAHMUD: Saya anggap cukup, saya mendambakan terwujudnya KAL BUN-YANIL WAHID (seperti satu bangunan). Bagaimana mewujudkan KAL JASADIL WAHID (seperti anggota tubuh). Bagaimana mewujudkan إنما المؤمنون إخوة (Sesungguhnya semua kaum beriman itu adalah bersaudara).
Anehnya, banyak muslim Indonesia yang rukun dengan China yang kafir. Hingga terkadang bisa pinjam mobilnya karena masih tetangga.
LUTHFI BASHORI: Kal jasadil wahid (seperti anggota tubuh) semacam itu bisa terwujud jika dalam satu pemahaman aqidah. Pada setiap zaman pasca Sayyidina Umar wafat, hingga muncul Imam Mahdi, pastinya ada perselisihan di antara umat Islam.
MAHMUD: Kalau ada perselisihan sikap seorang muslim adalah diperintah Allah فاصلحوا بين اخويكم (maka hendaklah kalian islahkan di antara kedua saudara kalian). Tidak membiarkan berselisih.
LUTHFI BASHORI: Perselisihan yang perlu diishlahkan adalah perselisihan yang bukan urusan aqidah atau penyesatan aqidah. Pernah saya tulis dalam artikel saya: SAYYIDINA UMAR ADALAH PINTU PENCEGAH FITNAH.
Sayyidina Abu Bakar justru angkat pedang saat menghadapi para pengingkar KEWAJIBAN ZAKAT, sekalipun mereka menampakkan keislaman.
MAHMUD: Apakah ayat فاصلحوا بين اضويكم sudah Mansukh setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat? Setahu saya tidak. Tapi tidak jadi berperang kan ?
LUTHFI BASHORI: Tidak begitu. Tapi setiap dalil dan permasalahan itu harus diletakkan pada proporsinya. Jika perselisihan bukan dalam urusan aqidah, ya secepatnya فاصلحوا.
MAHMUD: Jaman Sy. Abu Bakar itu karena ada pengacau Islam yang akan menghilangkan satu rukun Islam.
LUTHFI BASHORI: Nah, Kaum Liberalisme dan Pluralisme justru sengaja MENJERUMUSKAN UMAT ISLAM (Sebut saja kasus MAHASISWA USHULUDDIN SOLO) ke dalam KEMUSYRIKAN. Apa ini tidak lebih berat dibanding para pengingkar zakat ?
MAHMUD: Yang jelas berselisih aqidah itu semestinya adalah dengan Nasrani, Budha, Hindu. Tapi sayangnya lebih banyak sabar terhadap mereka, dan bersikap keras kepada sesama NU-nya dengan tuduhan yang sesat dan lain-lain. Nasrani, Budha dan Hindu itu sudah muhma` alaihi sesatnya dan Kafirnya.
LUTHFI BASHORI: APA LIBERALISME & PLURALISME ITU NU ? Saya mengingkari pemahaman seperti ini. Liberalisme dan Pluralisme itu ajaran kaum Kafir Orientalis Barat, bukan ajaran NU.
MAHMUD: Sekarang ini orang Bali terang-terangan menolak hal-hal yang berbau Islam/Syariah, baru-baru ini menolak UU pornografi dan menganggap tidak berlaku untuk Bali. Menolak wisata Syariah juga ada demo menolak dengan Perbankan Syariah, kenapa ini tidak ada yang melawan ?
LUTHFI BASHORI: Itu juga kewajiban orang-orang NU semestinya. Menurut saya, orang NU yang ikut Liberalisme & Pluralisme itu adalah para pengkhianat NU, siapapun figurnya dan apapun jabatannya.
MAHMUD: NU sudah menetapkan ajaran Liberalisme dan Pluralisme adalah ajaran yang sesat dan itu bukan Islam.
LUTHFI BASHORI: Makanya saya menyatakan PERANG MELAWAN TOKOH-TOKOH LIBERALISME & PLURALISME, SIAPAPUN ORANGNYA, termasuk yang saat ini menjabat sebagai pengurus NU di segala lini organisasi.
MAHMUD: Juga Nasrani dan Budha, Hindu jangan dilupakan itu ajaran yang juga sangat bahaya. Tapi kok tidak menyiapkan junud (tentara) untuk melawan itu ya..?
LUTHFI BASHORI: Alhamdulillah sudah sering saya lakukan bersama kawan-kawan. Termasuk menyetop pembangunan Gereja yang dibekingi oleh Tokoh NU yang Liberal, dan saya lawan juga.
Boleh dicek di kantor Kecamatan Singosari, jamaahnya siapa orang yang berani menggagalkan rencana pembangunan gereja dan sekolah Kristen di tanah seluas sekitar 4000 m2, di dekat stasiun KA Singosari (atau dekat kantor Polwil lama).
MAHMUD: Barakallah fikum wa jazakumullah ahsanal jaza`. Alhamdulillah, sikap dan langkah yang sangat terpuji yang antum lakukan saya percaya 100%
LUTHFI BASHORI: Alhamdulilah, saya dan kawan-kawan Aswaja termasuk yang pertama kali meminta Sandal Penghina Islam ditangkap oleh aparat, juga boleh dicek di Polda Jatim. Insyaallah kami berusaha balance dalam amar ma`ruf nahi mungkar. Mohon doa.
MAHMUD: Shadaqtum wa barartum, memang perlu dicetak sebanyak mungkin junudullah (tentara Allah) seperti yang antum teladankan. Barakallah fikum.
LUTHFI BASHORI: Amiin.