Sy. Hasan Bin Ali Penyejuk Hati Nabi SAW
Luthfi Bashori
Sy. Abdullah bin Umar RA mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Mereka berdua (Hasan dan Husein) adalah penyejuk hatiku di dunia. (HR. Bukhari)
Sy. Abu Hurairah RA menceritakan, suatu hari sepulang dari salah satu pasar di Madinah, Rasulullah SAW bertanya, Di manakah luka (si kecil) Beliau mengulanginya sampai tiga kali.Panggillah Hasan bin Ali.
Kemudian datanglah Sy. Hasan bin Ali dengan mengenakan kalung yang terbuat dari benang. Rasulullah SAW mengulurkan tangan kepada Sy. Hasan, begitu pula sebaliknya. Lalu beliau memeluknya dan bersabda, Ya Allah, sungguh aku mencintainya, maka cintailah dia. Dan cintailah orang-orang yang mencintainya.
Sy. Abu Hurairah RA berkata, Setelah Rasulullah SAW mengungkapkan perkataan itu, maka tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Sy. Hasan bin Ali. (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa cintanya Rasulullah SAW kepada sang cucunda, Sy. Hasan ini, hingga beliau SAW mendoakan untuk siapa saja yang mencintai Sy. Hasan agar mendapatkan kecintaan dari Allah SWT, padahal doa Rasulullah SAW itu tidak akan ditolak oleh Allah.
Tentang Sy. Hasan RA Imam Bukhari meriwayatkan dari Uqbah bin Harits, bahwa suatu hari selepas shalat Ashar, Sy. Abu Bakar RA berjalan-jalan. Ketika berjumpa dengan Sy. Hasan yang sedang bermain-main dengan anak-anak sebayanya, maka Sy. Abu Bakar menggendongnya dan berkata, Sungguh ia sangat mirip Rasulullah SAW. Tidak mirip Ali. Sy. Ali bin Abu Thalib RA yang saat itu tidak jauh dari keduanya hanya tertawa.
Ketampanan wajah Sy. Hasan ini termasuk sangat terkenal di kalangan para shahabat, dan ketampanan wajah Sy. Hasan adalah yang paling menyerupai wajah Rasulullah SAW. Di samping memiliki wajah yang sangat tampan itu, Sy. Hasan mendapatkan banyak keutamaan baik di dunia maupun di akhirat.
Di balik ketampanan Sy. Hasan, beliau memiliki kharisma dan wibawah yang amat besar nilainya bagi dunia Islam. Sebagaimana Sy. Abu Bakrah RA menceritakan, suatu hari Nabi Muhammad SAW menaikkan Sy. Hasan ke atas mimbar. Lalu beliau SAW bersabda, Sungguh cucuku ini adalah Sayyid. Dan semoga Allah mendamaikan dua golongan kaum muslimin yang bertikai. (HR. Bukhari).
Nah, setelah Sy. Ali bin Abi Thalib wafat, maka kekhalifahan dijabat oleh Sy. Hasan bin Ali. Di saat itulah, doa Rasulullah SAW dikabulkan oleh Allah. Karena Sy. Hasan melihat kondisi umat Islam yang mulai terjadi perpecahan dalam bidang politik, yang mana saat itu ada dua kelompok yang masing-masing saling berijtihad politik. Maka dengan kesempurnaan akhlaqnya, Sy. Hasan bin Ali menyerahkan kekhalifahannya kepada rival politiknya, yaitu Shahabat Muawiyah.
Dengan penyerahan kekhalifahan kepada Shahabat Muawiyah itu, maka selesailah sudah masa sistem kekhalifahan Islam secara sempurna selama tiga puluh tahun, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: Masa kekhalifahan itu hanya tiga puluh tahun, setelah itu akan terjadi kekuasaan-kekuasaan (malik/raja/sulthan/pedana menteri/kaisar/presiden).
Bahkan Shahabat Muawiyah juga menyadari hal itu, saat diberi tahu oleh shahabat Abi Bakrah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Masa kekhalifahan itu hanya tiga puluh tahun, setelah itu Allah memberikan kerajaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Lantas shahabat Muawiyah mengatakan: Qad radhiina bil mulk/Sungguh kami ridha dengan sistem kerajaan