URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 60 users
Total Pengunjung: 6224161 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
RASULULLAH SAW, MENJAGA KEBERSIHAN HINGGA WAFAT 
Penulis: Pejuang Islam [ 1/9/2016 ]
 
RASULULLAH SAW, MENJAGA KEBERSIHAN HINGGA WAFAT

Luthfi Bashori


Rasulullah SAW terbukti sangat mencintai kebersihan, di samping jiwa beliau SAW yang memang bersih dan suci yang selalu dijaga oleh Allah SWT dari segala kekurangan, maka beliau SAW juga selalu menjaga kebersihan jasmani beliau SAW sendiri.

Beliau SAW juga berwasiat kepada umat Islam agar senantiasa menjaga kebersiahan, dengan sabdanya yang sangat masyhur:
Kebersihan itu termasuk sebagian daripada iman

Menggolongkan kebersihan itu termasuh bagian daripada keimanan, ini bukanlah sesuatu yang remeh, namun justru nila kebersihan itu dapat dijadikan salah satu tolok ukur dari keimanan seseorang.

Bahkan ketika ajal sudah menghampiri Rasulullah SAW, St. Aisyah yang merebahkan badan beliau SAW di pangkuannya, sempat berkata:

Di antara nikmat Allah yang di karuniakan-Nya kepadaku ialah Rasulullah SAW wafat di rumahku, pada hari giliranku, dalam keadaan bersandar di dadaku. Bahkan menjelang wafatnya itu, Allah telah menyatukan air liur kami.

Ketika Rasulullah SAW bersandar ke tubuhku, tiba-tiba Abdurrahman bin Abu Bakar masuk dengan siwak di tangannya. Lantas aku melihat Rasulullah SAW memandang ke arah siwak yang berada di tangan Abdurrahman. Aku tahu betul bahwa beliau SAW sangat gemar bersiwak.

Kutanyakan kepada beliau SAW, Engkau mau bersiwak? Beliau lalu menggerakkan kepalanya mengisyaratkan iya. Kemudian aku menggosok gigi Rasulullah SAW dengan siwak itu. Akan tetapi beliau SAW merasa kesakitan. Lantas aku katakan, Aku akan melembutkan siwaknya untukmu? Kemudian disambut oleh beliau SAW dengan anggukan kepala. Lantas aku melembutkan siwak tersebut dan menggosokannya lagi ke gigi Rasulullah SAW".

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW menggosok giginya dengan siwak itu dengan cara menggosok gigi yang terbaik. Di depan beliau SAW terdapat bejana dari kulit berisi air, Rasulullah SAW lantas mencelupkan tangan ke air lalu menyapunya ke muka beliau, seraya mengucapkan, Laa ilaha illallah, maut sesungguhnya memiliki sekarat. (HR. Bukhari).

Selesai bersiwak, Rasulullah SAW. menatap ke arah langit-langit sembari mengangkat tangan, dan bibir beliau bergerak. Melihat hal itu, St. Aisyah segera mendekatkan telinganya ke mulut beliau. Saat itu St. Aisyah mendengar Rasulullah SAW mengatakan, Bersama dengan orang-orang, yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, yaitu anbiya, shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang saleh. Ya Allah, ampunkan aku, sayangi aku, dan antarkan aku ke ar-Rafiqul-Ala. Allahummar-Rafiqul-Alaa.

Itulah kalimat terakhir, yang beliau SAW ucapkan sampai tiga kali, dan pada menit berikutnya, tangannya menjadi lunglai, lantas Rasulullah SAW pun pergi menghadap ar-Rafiqul-Alaa. (HR. Bukhari) dalam keadaan bersih dan suci, dhahiran wa bathinan.

Peristiwa ini terjadi pada hari senin saat siang telah benar-benar meninggi, bertepatan tangal 12 Rabiul awal tahun 11 H. Ketika itu, Rasulullah SAW. telah genap berusia 63 tahun lebih 4 hari.

Anas menyebutkan, Seumur hidupku, aku tdak pernah melihat hari yang lebih indah dan lebih berseri daripada hari Rasulullah SAW. memasuki kota kami. Dan aku tidak pernah meihat hari yang cukup buruk dan sangat gelap gulita melebihi dari pada hari wafatnya Rasulullah SAW.. (HR. Ad-Dailani)

Saat Rasulullah SAW. wafat, Farimah yang berada di samping beliau berkata dengan penuh kesabaran, Duhai ayahku sayang, ia dipanggil oleh Tuhan. Duhai, ayahku sayang, hanya ke surga Firdaus tempat kita kembali. Duha, ayahku sayang, kepada Jibril, kami menyampaikan berita wafatmu. (HR. Bukhari)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam