DEKLARASI ALIANSI ULAMA MADURA (AUMA)
Luthfi Bashori
Hari Sabtu ini, 31 Oktober 2015, dilaksanakan giat Deklarasi AUMA di pesantren Nurul Kholil, yang diasuh oleh KH. Zubair Muntashor, Bangkalan Madura.
Sambutan pengurus oleh KH. Fudholi Ruham, yang menerangkan kesesatan Wahhabi, Syiah, Liberal dan Pelecehan Agama oleh Non Muslim.
Pembacaan Deklarasi oleh Ketua Umum AUMA, KH. Ali Karrar Shinhaji.
Orasi dan pencerahan, oleh KH. Luthfi Bashori.
Beliau mengungkap bahaya Syiah, Wahhabi, Liberalis & PKI, dengan mengutip ayat:
Kullu syai-in haalikun illa wajhah, ternyata ada perbedaan mencolok antara pemahaman Aqidah Aswaja dalam meyakini ayat ini, dibanding dengan tiga aliran sesat Syi`ah, Wahhabi dan Liberal.
Menurut beliau ayat
"KULLU SYAI-IN HAALIKUN ILLA WAJHAH" ada perbedaan interpretasi yang mendasar dari ke empat golongan di atas.
KH. Luthfi Bashori menguraikan:
Ayat di atas termasuk ayat yang dapat dijadikan tolok ukur keimanan seseorang kepada Allah:
Ulama Ahlus sunnah wal jamaah meyakini dan menerjemahkan ayat ini sebagai berikut :
Segala sesuatu itu akan musnah, kecuali Dzat Allah.
Kaum Wahhabi mujassimah meyakini dan menerjemahkan ayat ini sebagai berikut :
Segala sesuatu itu akan musnah, kecuali Wajah Allah.
Karena kaum mujassimah itu adalah kaum yang menisbatkan adanya tubuh (jisim) pada Dzat Allah, yaitu keyakinan mereka bahwa Allah itu memiliki tangan, kaki, mata, wajah seperti yang kita miliki, maka ayat kullu syai-in haalikun illaa wajhah, mereka artikan : segala sesuatu itu akan musnah kecuali Wajah Allah. Ini berarti, tangan Allah, kaki Allah, mata Allah dalam persepsi kaum mujassimah itu termasuk yang musnah. Karena yang kekal itu hanyalah Wajah Allah saja.
Berikut adalah contoh keyakinan kaum mujassimah:
Abdullah bin Hasan cucu Muhammad Bin Abdul Wahhab (pendiri aliran Wahhabi),
di saat ia turun dari tangga, mengatakan : Allahu yanzil kanuzuli hadza (Allah turun seperti aku turun ini).
Kaum Syiah Imamiyah (Khomeiniyah) meyakini dan menerjemahkan ayat ini sebagai berikut:
Imam Shadiq dalam menafsiri ayat kullu syai-in haalikun illaa wajhah (segala sesuatu itu akan musnah kecuali wajah Allah) berkata: Yang dimaksud wajah Allah adalah Ali AS.
(lihat Buku KECUALI ALI, karangan Abbas Rais Karmani, halaman 22, penerbit Alhuda Jakarta)
Dari bukti keterangan di atas, menjadi jelaslah bahwa kaum Syiah Imamiyah itu telah menuhankan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Hal ini serupa dengan kaum Nasrani yang menuhankan Nabi Isa AS.
Bagaimana pandangan kaum liberal (JIL) dalam menyikapi ayat ini ? Ternyata mereka meyakini terhadap ayat-ayat Alquran (tentunya termasuk ayat kullu syai-in haalikun illaa wajhah) sebagai berikut:
Kesucian yang diletakkan pada Alquran adalah KESUCIAN PALSU
(lihat buku LUBANG HITAM AGAMA, Karangan Sumanto Alqurtubi, dengan Pengantar Khusus: Ulil Abshar Abdalla, halaman 67)
Bahkan pada halaman 65 tertulis:
Alquran dalam batasan tertentu adalah PERANGKAP yang dipasang oleh bangsa Quraisy.
Mayoritas Umat Islam penghuni dunia ini adalah penganut Ahlus sunnah wal jamaah, sesuai dengan wasiat Nabi SAW: `Alaikum bis sawaadil a`dham (hendaklah kalian mengikuti golongan mayoritas). Jadi, mari kita pertahankan aqidah Ahlus sunnah wal jamaah ini.
Dalam kesempatan ini, KH. Luthfi Bashori meminta kepada para Kyai Madura khususnya, agar setiap orang berusaha membangkitkan pada diri sendiri RUHUL JIHAD untuk membela Aqidah Aswaja, terlebih HARI SANTRI NASIONAL sudah diresmikan, karena Hari Santri ini bermula dari Harlah RESOLUSI JIHAD NU yang diprakarsai oleh KH. Hasyim Asy`ari.
Maka khitthah dakwah dan ajaran beliaulah yang wajib dipertahankan.
Jangan ada aliran sesat Wahhabi, Syiah dan Liberal bercokol di NU baik itu di kepengurusan yang paling bawah hingga PBNU, dan jika ada oknum yang tersangkut, maka wajib diperangi oleh para ulama yang masih Beraqidah LURUS & ISTIQAMAH.