YANG DISENANGI OLEH ORANG MATI
Luhfi Bashori
Diriwayatkan bahwa seorang lelaki mendatangi sebuah kuburan. Ia shalat dua rakaat kemudian ia berbaring lantas bermimpi melihat penghuni kuburan. Penghuni kubur itu berkata:
Hai orang ini, sesungguhnya kalian beramal namun tidak mengetahui, sedangkan kami mengetahui, namun tidak dapat beramal. Sungguh adanya shalat dua rakaatmu itu, jika diukur dengan lembaran salah seorang dari kami yang sudah mati, jauh lebih baik dari pada dunia beserta isinya.
Dari Anas Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu): Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal (HR. Al-Bazzar dalam Kasyful Astr, hlm. 149).
Diceritakan, bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang menahan dahaga yang teramat berat berjalan di jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia turun ke sumur itu lalu meminum kemudian keluar. Sekonyong-konyong dia mendapati seekor anjing terengah menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena saking hausnya. (Melihat pemandangan ini,) lelaki itu mengatakan, Anjing ini telah dahaga yang sama dengan yang aku rasakan. Lalu dia turun ke sumur itu dan memenuhi sepatunya dengan air lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka (dengan perbuatannya itu) Allah Azza wa Jalla bersyukur untuknya dan memberikan maghfirah (ampunan)-Nya. Para shahabat bertanya, Apakah kita bisa mendapatkan pahala dalam (pemeliharaan) binatang ? Rasalullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Ya, pada setiap nyawa itu ada pahala. (HR. Bukhari).
Dalam versi lain, dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, Anjing ini hampir mati kehausan. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari).
Begitulah amalan baik seseorang itu, hakikatnya jauh lebih disenangi saat di alam kubur, di banding dengan kenikmatan dunia seisinya.