URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
SEJARAH BERSAMA BUNG HATTA 
Penulis: Ahmad Haydar [24/6/2009]
 


                                   SEJARAH BERSAMA BUNG HATTA

                                                  Ahmad Haydar



JUDUL            :  SEJARAH BANDA NAIRA

PENULIS          :  Des Alwi

PENERBIT        :  Pustaka Bayan, Malang

EDISI               : I, 2008

 


Ketika bangsa Portugis tiba di Banda pada tahun 1611, mereka mengira Portugis-lah yang pertama kali menemukan Spice Island (Pulau Rempah). Ternyata bangsa Moro telah berdagang di Banda selama 100 tahun yang lalu. Seperti halnya orang-orang Portugis, bangsa Moro ketika pertama kalinya menginjakkan kaki di Banda, mereka menyangka, merekalah orang pertama yang tiba di Banda Naira. Dari dialog dengan orang-orang Cina di Banda, ternyata orang Cina telah berdagang di Banda sejak 600 tahun sebelumnya.

Itu berarti sejak awal abad kesepuluh Banda Naira telah menarik bangsa-bangsa di dunia untuk berkompetisi, di mana pala sebagai komoditas utamanya sudah dikenal sejak masa Romawi. Pada 31 Desember 1601 Ratu Elizabeth merestui pembentukan Honourable East India Company untuk melakukan pelayaran pertama ke kepulauan Maluku. Dalam perintahnya sang Ratu menegaskan bahwa Kerajaan Inggeris terdiri dari England, Wales, Skotlandia, Irlandia dan Pulau Run. Pulau Run alias Banda ini adalah koloni pertama Inggeris di dunia, jauh sebelum India, Amerika dan tempat lain di Asia.

Penulis buku tebal sejarah ini adalah Des Alwi, seorang pejuang kemerdekaan yang sejarawan (belum lama mendapat penghargaan LIPI sebagai sejarawan nasional). Melalui buku ini ia mencoba menggairahkan penggalian khazanah Banda Naira di tengah pergolakan sejarah dunia. Sebagai ahli sejarah bahkan pelaku sejarah itu sendiri, Des Alwi yang ketika itu masih kecil (dalam usia 8 tahun) didik oleh Bapak bangsa Dr. Mohammad Hatta ketika diasingkan di Banda dari Digul, bersama Syahrir. Di Banda si kecil ini menyambut kedatangan tokoh-tokon ini dan dalam usianya yang sangat kecil mampu melayani para \"tamu-tamu\" agung yang dikucilkan Belanda ini.

Ketika kembali ke Jakarta Des Alwi juga diajak ke Batavia dan disekolahkan, bahkan sampai ke London bertemu Tun Abdurrazzak, yang di Malaysia kemudian menjadi Perdana Menteri. Belakangan hari Des Alwi menjadi mediator ketika terjadi konfrontasi Indonesia-malaysia, dan sempat mendapat penghargaan dari Malaysia. Hatta pernah berpesan ketika ditanya Des Alwi, penghargaan apa yang akan diberikannya, \"Bangun masjid saja untuk mengenang saya!\".

Des Alwi dan Banda Naira hampir tidak mungkin dipisahkan. Bahkan nyaris tidak lengkap jika menyebut Banda tanpa peran Des Alwi. Bukan sekedar karena Banda Naira adalah tempat kelahirannya, namun ia juga mampu memunculkan kegemilangan Banda sebagai penghasil rempah dunia nomer wahid yang sempat dieksploitasi secara besar-besaran untuk kepentingan kolonial itu.


Memang sudah banyak orang menulis mengenai perdagangan rempah-rempah, tetapi buku Des Alwi memunyai khususan sendiri. Sebagai seorang yang menyintai budaya; ia memiliki visinya sendiri tentang sejarah.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam