URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224162 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
ANDA INGIN MENJADI PEWARIS PARA NABI? 
Penulis: Pejuang Islam [ 2/9/2016 ]
 
ANDA INGIN MENJADI PEWARIS PARA NABI?

Luthfi Bashori


Anda ingin menjadi pewaris para Nabi?
Syaratnya adalah dengan belajar ilmu agama secara baik dan benar, lantas mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya, dan mengajarkannya kepada umat Islam.

Dimana saja dapat belajar ilmu agama Islam?
Antara lain di pesantren, di majelis talim, di masjid dan mushalla, di tempat pengajian umum dan tempat-tempat lain yang mengelola pendidikan agama Islam yang baik dan benar.

Kepada siapa sebaiknya belajar agama Islam?
Tentunya kepada para ulama (Syeikh/Kyai/Ustadz/Guru) yang mempunyai silsilah (sanad) keilmuan yang jelas, ilmunya terpercaya di kalangan masyarakat, semisal silsilah para gurunya secara estafet bersambung kepada Rasulullah SAW, atau paling tidak bersambung, secara estafet kepada para pengarang kitab dari kalangan ulama salaf, dan yang tak kalah pentingnya adalah memiliki sifat takut kepada Allah.

Adapun kemulian pewaris para Nabi ini sangatlah tinggi dibanding umat Islam lainnya. Sebagimana disebutkan, Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, maka akan dijadikan dirinya itu pandai (mendalami) tentang ilmu agama, dan siapa yang ingin amalnya tidak terputus sesudah kematiannya, hendaklah ia menyiarkan ilmunya dengan menulis dan mengajar. Tentunya jika dilakukan secara baik dan benar, serta ikhlas karena Allah.

Pentingnya belajar ilmu agama Islam hingga mendalam itu untuk diamalkan, setelah itu disiarkan atau diajarkan, baik dengan cara lewat dunia dakwah secara lisan dari majelis satu ke majelis lainnya, atau dengan menyampaikan nasehat-nasehat keagamaan face to face, maupun lewat tulisan dalam bentuk artikel ringan, atau buku, hingga kitab-kitab yang besar.

Yang demikian inilah hakikatnya sifat pewaris para Nabi, maka barang siapa yang telah melakiuakannya, maka berbahagialah ia menjadi pewaris para Nabi, lantas yang tidak kalah penting adalah berusaha istiqamah serat melestarikan warisan mulia yang ia dapatkan ini.

Apabila manusia itu meninggal, maka amalnya telah terputus, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah yang terus mengalir pahalanya, atau ilmu yang bermanfaat (dengan diamalkan dan diajarkannya), atau anak shaleh yang selau mendoakannya.

Para pemilik ilmu agama yang selalu mengajarkannya kepada umat Islam, sesungguhnya mereka inilah pintu menuju sorga,  jadi barang siapa yang ingin bertanya jalan menuju surga, hendaklah ia bertanya di majelis-majelis ilmu, karena Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Apabila kamu melewati taman-taman sorga masuklah (makan dan minumlah  sampai kenyang). Para sahabat lalu bertanya, "Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau SAW menjawab, "Majelis dzikir (kelompok orang yang berzikir bersama atau majelis talim)." (HR. Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad).



   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam