NABI MUHAMMAD SAW
MINTA DIDOAKAN SY. UMAR BIN KHATTHAB RA
Luthfi Bashori
Sy. Umar bin Khatthab RA mengungkapkan, bahwa suatu saat beliau meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi mengerjakan umrah. Lantas Rasulullah SAW mengizinkannya seraya bersabda, Wahai saudaraku, janganlah engkau lupakan kami dalam doamu.
Sy. Umar mengatakan: itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan hati saya, dan ungkapan itu lebih berharga bagiku daripada dunia. (HR. Abu Dawu dan Tirmidzi).
Ini bukan berarti Sy. Umar itu derajatnya lebih tinggi daripada Rasulullah SAW, tapi Rasulullah SAW telah menempatkan kedudukan Sy. Umar pada derajat yang tinggi dan mulia, hingga Rasulullah SAW meyakini bahwa doa Sy. Umar itu akan diterima oleh Allah SWT.
Andaikata saja doa Sy. Umar itu dianggap tidak berharga, atau pasti ditolak oleh Allah, tentu Rasulullah SAW tidak akan minta didoakan oleh Sy. Umar, dan tentu Rasulullah SAW lebih memilih berdoa sendiri secara langsung, karena doa Rasulullah SAW itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Allah.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini, di samping telah meletakkan kedudukan yang tinggi dan mulia di mata beliau SAW untuk Sy. Umar, maka Rasulullah SAW juga mengajarkan satu amalan kepada umat Islam lewat media Sy. Umar, sebagaimana dalam riwayat Sy. Abu Darda RA yang mengabarkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya (sesama musim) yang berjauhan, maka malaikat akan mendoakan (orang yang berdoa) itu pula: Semoga engkau memperoleh kebaikan juga. (HR. Muslim).
Apa yang diperagakan oleh Rasulullah SAW ini, ternyata sangat bertentangan dengan sikap permusuhan para penganut Syiah terhadap Sy. Umar bin Khatthab RA, sebagaimana yang diabadikan dalam kitab-kitab Syiah sendirI.
- Hampir terjadi pada setiap 10 Muharram, kaum Syiah membawa anjing yang diberi nama Umar, kemudian mereka beramai-ramai memukulinya dengan tongkat dan melemparinya dengan batu sampai mati. (Tersebut dalam karya Ibrahim Jabban, Tabdhiduzh Zhalam wa Tanbihun Niyaam, hal. 27).
- Kaum Syiah juga merayakan pesta hari kemangkatan Sy. Umar yang mereka sebut sebagai Hari Nairuz, dan mereka memberikan penghargaan kepada pembunuhnya (Abu Lu`lu`ah) seorang Majusi dengan gelar "Pahlawan Agama". (Abbas al-Qummi, al-Kuna wal Alqab, jld. 2, hal. 55. ; Yasin as-Shawwaf, Aqdu ad-Darar fi Bathni Umar, hal. 120).
- Mereka juga meyakini bahwa Sy. Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah SAW sampai akhir hayatnya. (Al- Kulaini, ar-Raudhah min al-Kafi, jld. 8, hal. 245).
- Bahkan meyakin bahwa Sy. Umar itu meninggal dunia dalam keadaan kafir sampai ia masuk neraka. (Al-Majlisi, Biharul Anwar, jld. 30, Hal. 236).