URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 202 users
Total Pengunjung: 6224314 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
NABI MUHAMMAD SAW MINTA DIDOAKAN SY. UMAR BIN KHATTHAB RA 
Penulis: Pejuang Islam [ 2/9/2016 ]
 
NABI MUHAMMAD SAW
MINTA DIDOAKAN SY. UMAR BIN KHATTHAB RA

Luthfi Bashori


Sy. Umar bin Khatthab RA mengungkapkan, bahwa suatu saat beliau meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi mengerjakan umrah. Lantas Rasulullah SAW mengizinkannya seraya bersabda, Wahai saudaraku, janganlah engkau lupakan kami dalam doamu. 

Sy. Umar mengatakan: itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan hati saya, dan ungkapan itu lebih berharga bagiku daripada dunia. (HR. Abu Dawu dan Tirmidzi).

Ini bukan berarti Sy. Umar itu derajatnya lebih tinggi daripada Rasulullah SAW, tapi Rasulullah SAW telah menempatkan kedudukan Sy. Umar pada derajat yang tinggi dan mulia, hingga Rasulullah SAW meyakini bahwa doa Sy. Umar itu akan diterima oleh Allah SWT.

Andaikata saja doa Sy. Umar itu dianggap tidak berharga, atau pasti ditolak oleh Allah, tentu Rasulullah SAW tidak akan minta didoakan oleh Sy. Umar, dan tentu Rasulullah SAW lebih memilih berdoa sendiri secara langsung, karena doa Rasulullah SAW itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Allah.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini, di samping telah meletakkan kedudukan yang tinggi dan mulia di mata beliau SAW untuk Sy. Umar, maka Rasulullah SAW juga mengajarkan satu amalan kepada umat Islam lewat media Sy. Umar, sebagaimana dalam riwayat Sy. Abu Darda RA yang mengabarkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya  (sesama musim) yang berjauhan, maka malaikat akan mendoakan (orang yang berdoa) itu pula: Semoga engkau memperoleh kebaikan juga. (HR. Muslim).

Apa yang diperagakan oleh Rasulullah SAW ini, ternyata sangat bertentangan dengan sikap permusuhan para penganut Syiah terhadap Sy. Umar bin Khatthab RA, sebagaimana yang diabadikan dalam kitab-kitab Syiah sendirI.

-  Hampir terjadi pada setiap 10  Muharram, kaum Syiah membawa anjing yang diberi nama Umar, kemudian mereka beramai-ramai memukulinya dengan tongkat dan melemparinya dengan  batu sampai mati. (Tersebut dalam karya Ibrahim Jabban, Tabdhiduzh Zhalam wa Tanbihun Niyaam, hal. 27).

-  Kaum Syiah juga merayakan pesta hari kemangkatan Sy. Umar yang mereka sebut sebagai Hari Nairuz, dan mereka memberikan penghargaan kepada pembunuhnya (Abu Lu`lu`ah) seorang Majusi dengan gelar "Pahlawan Agama". (Abbas al-Qummi, al-Kuna wal Alqab, jld. 2, hal. 55. ; Yasin as-Shawwaf, Aqdu ad-Darar fi Bathni Umar, hal. 120).
 
- Mereka juga meyakini bahwa Sy. Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah SAW sampai akhir hayatnya. (Al- Kulaini, ar-Raudhah min al-Kafi, jld. 8, hal. 245).

- Bahkan meyakin bahwa Sy. Umar itu meninggal dunia dalam keadaan kafir sampai ia masuk neraka. (Al-Majlisi, Biharul Anwar, jld. 30, Hal. 236).

 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam