URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENGHORMATI SEORANG SYEIKH (GURU) 
Penulis: Pejuang Islam [ 2/9/2016 ]
 
MENGHORMATI SEORANG SYEIKH (GURU)

Luthfi Bashori

 

Imam Zarkhasyi berkata: Kelahiran ada dua macam:

-  Pertama, kelahiran yang biasa dikenal orang, yakni lahir dari perut ibu.

-  Kedua, kelahiran hati dan ruh, yaitu keduanya keluar (lahir) dari nafsu dan watak yang buruk.

Kelahiran yang kedua ini menjadikan Rasulullah SAW sebagai bapak bagi setiap orang yang beriman, sebagaimanai dikatakan oleh seorang penyair: Siapapun yang telah mengajari kebaikan, maka ia adalah sebaik-baik ayah, karena ia adalah bapak rohani, bukan bapak air mani. (Al-Munsyarih).

Jadi, kedua orang tua kandung itu adalah orang yang melahirkan jasad setiap insan, sedangkan Rasulullah SAW-lah yang melahirkan hati umat Islam.

Demikian juga dengan para ulama pewaris Rasulullah SAW, yang ikhlas meneruskan dakwah beliau SAW siang dan malam, tanpa kenal lelah untuk membenahi aqidah, syariat serta akhlaq umat Islam, khususnya para murid-muridnya, maka mereka ini adalah tokoh-tokoh yang ikut melahirkan hati kaum awwam dari kalangan umat Islam, hingga menjadi hati yang penuh iman dantaqwa kepada Allah SWT. Hati yang penuh kebaikan dan keberkahan, dan hati yang kelak akan mendapatkan kenikmatan hidupm di akhirat untuk selama-lamanya.

Jadi jelaslah, para ulama itu ikut memompa kehidupan hati umat Islam, agar mereka selalu merindukan kedekatan kepada Allah, keikhlasan dalam beribadah, bahkan ikut mensupport hati umat Islam umtuk selalu belajar menerapkan ajaran agama Islam secara baik dan benar, dengan tujuan agar mereka dapat menikmati kehiidupan akhirat sebagaimana yang dijanjikan bagi orang-orang yang shalih saat menghadap kepada Allah.

Menghormati ke dua orang tua kandung sekalipun mereka itu yang melahirkan jasad, hukumnya adalah wajib sebagaimana yang ditentukan oleh Allah. Bahkan siapapun yang durhaka kepada kedua orangtua, maka Allah akan murka kepadanya.

Lantas bagaimana dengan hukum  menghormati orang-orang yang ikut melahirkan hati umat Islam, yaitu para ulama yang telah membimbing umat Islam dari kegelapan dan kebodohan menuju pemahaman ajaran Islam yang kebaikannya sudah sangat terang benderang?

Terlebih penghormatan terhadap seorang syeikh atau guru utama, yang tiada kenal lelah dalam mengajarkan agama kepada para muridnya, serta membimbing kerohanian mereka hingga menjadi orang-orang yang shalih. Tentu kewajiban untuk selalu taat dan berakhlaq mulia serta bertawadhu kepada Syeikh itu hukumnya adalah wajib dan sangat ditekankan, sedangkan durhaka kepadanya adalah perbuatan nista yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah.

Di antara tata cara kewajiban menghormati Syeikh atau guru utamanya itu, adalah selalu menjaga perasaan beliau, agar senantiasa merasa bahagia dengan keberadaan dirinya, dhahiran wa batinan (baik keberadaan murid secara dhahir maupun batin), dan selalu berusaha tidak berbuat sesuatu yang sekira hati Syeikhnya menjadi tersayat dan murka serta tidak ridla jika mengengtahui perilaku muridnya. Baik perilaku  yang berkaitan dengan pergaulan secara luas, maupun lebih spesifik dalam bergaul dengan Syiekhnya,  terlebih yang berkaitan dengan urusan aqidah, syariat dan akhlaq.

Seorang murid yang sengaja menentang ajaran Syeikhnya dalam  bidang aqidah, syariat dan akhlaq, akan dapat melukai hati Syeikhnya itu. Bahkan beliau dapat merasaakan sayatan hati nan sembiliu, hingga dapat terbawa selama-lamanya termasuk saat beliau dipanggil oleh Allah SWT.

Para masyayikh yang sedang murka atas perilaku muridnya yang durhaka, lantas mereka dipanggil oleh Allah sebelum muridnya itu bertobat serta mohon maaf dan mohon keridhaannya, maka bisa saja para masyayikh itu kelak akan bersaksi di hadapan Allah dengan mengatakan: Ana bariiun minhu (aku berlepas tangan darinya).

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam