DATANG KE MUKTAMAR MEMBAWA BENDERA MALAIKAT ATAU BENDERA SETAN
Luthfi Bashori
Subhanallah. Dalam waktu yang agak berdekatan, dua ormas besar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, akan melaksanakan muktamar, sebagai wadah untuk mencurahkan segala kepentingan keormasan masing-masing.
Di negara yang tidak dapat terlepas dari keikutcampuran pemerintah demi kepentingan partai-partai yang ingin berkuasa, maupun adanya kepentingan kelompok-kelompok lain yang merasa akan dapat memanfaatkan situasi muktamar, maka apapun dapat saja terjadi di arena muktamar, baik yang positif maupun yang negatif, karena mereka itu telah silau terhadap kebesaran ke dua ormas Islam nasional ini.
Tentunya, ada di antara ratusan para muktamirin ke dua ormas ini, yang datang bukan untuk niat beribadah kepada Allah, namun justru akan menjadikan muktamar sebagai ajang kepentingan pribadi dan kelompok. Bahkan tidak menutup kemungkinan, mereka datang dengan tujuan merusak situasi muktamar.
Dalam arena muktamar ke dua ormas Islam terbesar ini, tentunya setiap muktamirin akan membawa bendera, baik itu bendera kebaikan, karena mereka datang bertujuan untuk meninggikan kalimat Allah, maupun bendera kejahatan karena mereka datang justru bertujuan merusak syiar Islam.
Telah diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, Tidaklah seorang keluar dari rumahnya, melainkan di pintunya terdapat dua bendera. Satu bendera di tangan malaikat dan satu bendera di tangan setan. Jika ia keluar untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh Allah Azza wa Jall, maka Allah menjadikan malaikat itu mengikutinya dengan membawa bendera . Jika ia keluar untuk melakukan perbuatan yang dimurkai Allah, maka Allah menjadikan setan itu mengikutinya dengan membawa bendera, sehingga ia tetap di bawah bendera setan.