BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Luthfi Bashori
Sy. Abdullah bin Amr bin Ash RA. menceritakan, bahwa seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah Saw. Lalu laki-laki itu berkata, Aku Baiat (beranji setia) dengan engkau akan ikut hijrah dan jihad, karena aku ingin memperoleh pahala dari Allah SWT.
Apakah orang tuamu masih hidup? Tanya Nabi.
Bahkan keduanya masih hidup. Jawab laki-laki tersebut.
Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah? Sela Nabi.
Benar, ya Rasulullah." Jawab lelaki itu.
Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah kepada keduanya sebaik-baiknya, Perintah Rasulullah Saw.
(HR. Muslim).
Pahala berbakti kepada kedua orang tua, ternyata dapat menyamai pahala berangkat jihad fi sabilillah. Ini luar biasa tentunya bagi umat Islam yang berada di negara-negara aman (Darul Aman), karena pahala berjihad dapat diperoleh dengan cara berbakti kepada kedua Orang tuanya.
Bagi kalangan anak-anak, cara berbakti kepada kedua orang tua adalah bagaimana caranya selalu taat tatkala dididik dan diperinyat oleh kedua orang tua.
Bagi kalangan dewasa, cara berbakti kepada kedua orang tua, adalah bagaimana caranya membuat beliau berdua bahagia dan tersenyum, saat mengetahui apa yang dilakukan, serta berusaha menjaga apa saja yang menyebabkan beliau berdua sedih dan cemberut, jika mengetahui apa yang diperbuat.
Dari semua kalangan umat Islam, maka hukumnya wajib berbakti kepada kedua orang tuanya selagi tidak diajak bermaksiat kepada Allah.
Berikut adalah cuplika dari republika online, tentang kisah sejarah ringkas seorang shahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk sorga, beliau adalah Sy. Saad bin Abi Waqqash:
Sy. Saad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sy. Saad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.
Ibunya bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah, adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Di samping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh.
Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya, penyembah berhala.
Pada suatu hari, Sy. Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sy. Sa`ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah. Ketika Sy. Saad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Maka Sy. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Seruan ini mengetuk kalbu Sy. Saad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Beliau pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun.
Sy. Saad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Sy. Ali bin Abi Thalib, Sy. Abu Bakar As Siddiq dan Sy. Zaid bin Haritsah.
Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sy. Sa`ad.
Wahai Saad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu. Ancam sang ibu.
Sy. Saad menjawab, Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!
Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Saad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sy. Sa`ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.
Namun, Sy. Saad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, beliau mengatakan, Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya! Tegas Sy. Sa`ad.
Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala, hingga ia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.
Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sy. Saad dalam ayat Al-Quran, Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. (QS. Luqman: 15).
Ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah SAW kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."
Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, beliau adalah Sy. Saad bin Abi Waqqash.