TIDAK PUNYA MALU MEMBOHONGI PUBLIK
Luthfi Bashori
Di saat negara sedang dalam keadaan tidak benar-benar ‘sehat’ dan aman, terutama dari ancaman asing, seperti adanya upaya ikspansi dari negara China, yang telah mengirim kapal-kapal perangnya di lautan Natuna. Sayangnya ada saja pihak-pihak tertentu yang justru tanpa malu-malu berani membohongi masyarakat, dengan mengatakan bahwa kapal-kapal China itu sudah dihalau dan pergi karena dianggap takut kepadanya.
Padahal realita di lapangan, sebagaimana diberitakan oleh banyak media yang kredibel, bahwa kapal-kapal China itu tidak pergi kemana-mana, tetapi tetap mengintai Indonesia di lautan Natuna.
Sulitnya jika rasa malu itu sudah hilang dari diri seseorang, maka saat itu pula imannya telah bergesar hingga menipis. Bahkan saat berbuat kebohongan di depan publik pun sudah dianggap biasa-biasa saja, tidak ada rasa keterpengaruhan sekalipun diprotes dan dibully oleh masyarakat.
Rasulullah SAW juga menerangkan, “Malu dan iman keduanya selalu bersamaan, apabila salah satu di antaranya lenyap, maka yang lainnya pun akan lenyap pula.” (HR. Imam Abu Na’im melalui Imam Ibnu Umar RA).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Malu merupakan perhiasan, taqwa merupakan kemuliaan, sebaik-baik kendaraan adalah sabar, dan menanti solusi dari Allah SWT merupakan ibadah”. (HR. Imam Hakim melalui Sayyidina Jabir).
Jadi, sifat yang paling baik sebagai perhiasan diri bagi seseorang itu adalah sifat malu, sedangkan sifat taqwa itu akan mendatangkan kemuliaan bagi orang yang menyandangnya.
Dengan demikian, orang yang tidak mempunyai rasa malu, seperti berani berbohong di depan publik, tentu termasuk digolongkan orang-orang yang buruk akhlaknya dan sulit dipercaya.