APA YANG DI MAKSUD DENGAN MAULID ?
As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
Dalam kajian tentang keistimewaan-keistimewaan Nabi, sebagian ulama menyebut lailatul maulid (malam kelahiran Nabi) lebih utama daripada (lailatul qadar). Mereka membandingkan: mana yang lebih utama antara dua malam ini. Yang ingin kami sampaikan di sini adalah bahwa yang di maksud dengan malam kelahiran adalah malam sesungguhnya saat kelahiran Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terjadi. Malam ini telah lewat semenjak ratusan tahun silam dan tidak diragukan lagi terjadi sebelum dikenal atau munculnya lailatul qadar. Yang dimaksud malam kelahiran di sini bukan malam kelahiran yang terulang setiap tahunnya dan merupakan waktu yang sama dari hari kelahiran sesungguhnya.
Sebenarnya, mengkaji persoalan ini tidak memberikan konstribusi besar dan tidak ada konsekuensi negatif jika mengingkari atau mengakuinya dan juga tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akidah apapun. Para ulama sendiri telah mengkaji banyak persoalan sepele dan menyusun risalah-risalah khusus tentang persoalan itu. Padahal, persoalan-persoalan itu tidak berarti apa-apa dibanding dengan persoalan yang sedang kita kaji kali ini.
Walhasil, kami meyakini bahwa komparasi ini tejadi antara malam kelahiran Nabi sesungguhnya yang menjadi bahan komparasi itu telah lewat dan selesai dan sekarang malam itu tidak ada lagi. Sedang lailatul qadar itu sampai sekarang masih eksis dan berulang setiap tahunnya dan merupakan malam-malam paling utama berdasarkan firman Allah,
ุฅููููุง ุฃููุฒูููููุงูู ููู ููููููุฉู ุงููููุฏูุฑ (ูก) ููู
ูุง ุฃูุฏูุฑูุงูู ู
ูุง ููููููุฉู ุงููููุฏูุฑู (ูข) ููููููุฉู ุงููููุฏูุฑู ุฎูููุฑู ู
ูููู ุฃููููู ุดูููุฑู (ูฃ)
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam lailatul qadar. Dan taukah kamu apakah malam lailatul qadar itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. al-Qadar: 1-3)
Kajian tentang persoalan ini atau sejenisnya telah berlangsung antar ulama dan menjadi bahan diskusi ulama-ulama besar generasi salaf. Al-Syaikh al-Imam Ibnu Taimiyyah membicarakan persoalan komparasi antara lailatul qadar dan lailatul isra (malam diisrakannya Nabi Shallallahu alahi wa sallam) dengan detail dan mendalam. Padahal, tidak ada fakta bahwa salah seorang generasi salaf dan generasi awal apalagi para sahabat dan lebih-lebih lagi Nabi Shallallahu alahi wasallam, mengkaji atau membicarakan.