KATA BERBISA KHOMEINI
Luthfi Bashori
Khomeini sebagai tokoh sentral di kalangan Syiah dunia dewasa ini, sekalipun sudah mati, namun telah banyak meninggalkan goresan luka pada aqidah umat Islam, bahkan nyaris telah melecehkan umat Islam.
Demikian itu dapat ditengok pada karya tulisnya antara lain, buku Alhukumatul Islamiyah:
``Sesungguhnya para Imam (Syiah) itu mempunyai kedudukan yang tinggi dan derajat yang agung serta kekuasaan mencipta, yang mana seluruh isi dunia itu tunduk kepada kekuasaan dan keperkasaan mereka``.
``Bahkan termasuk dari kepastian aqidah madzhab kami (Syiah), bahwa bagi para Imam kami (Syiah) itu memiliki kedudukan yang ketinggiannya tidak dapat dicapai oleh malaikat muqarrab (yg paling dekat kepada Allah, seperti Jibril) maupun nabi yang diutus (seperti Nabi Muhammad SAW)``.
``Termasuk dalam banyak riwayat hadits, bahwa Nabi yang agung dan para Imam yang mulia `alaihis salam, konon sebelum adanya alam semesta, adalah berwujud cahaya, dan Allah menciptakan Arsy-Nya itu dari cahaya tersebut (cahaya para Imam)``
``Telah diriwayatkan dari para Imam, bahwa bagi kami (para Imam) itu memiliki andil `kekuasaan takwiniyah` bersama Allah yang tidak dimiliki oleh malaikat terdekat maupun nabi yang diutus``.
Semua perkataan Khomeini di atas tertera pada halaman 25 dalam bukunya Alhukumatul Islamiyah.
Tentunya umat Islam dapat memahami, bagaimana aqidah Khomeini yang telah mensejajarkan para Imam itu dengan Dzat Allah dalam hal kekuasaan takwiniyah, yang secara mudah dipahami, bahwa umat Islam pasti meyakini bahwa jika Allah berkehendak terhadap sesuatu, termasuk dalam kekuasaan menciptakan para makhluq-Nya, maka Allah cukup berfirman: ``Kun (Jadilah), Fayakuun (maka pasti akan terjadi)``.
Nah, Khomeini juga meyakini jika para Imam Syiah itu berkehendak, maka cukuplah mereka mengatakan: ``Kun (Jadilah), Fayakuun (maka pasti akan terjadi)``.
Seperti itulah cuplikan aqidah kaum Syiah yang masuknya di Indonesia lantaran dibawah oleh para missionaris Syiah, dan rata-rata mereka itu adalah para alumni Qum Iran, setelah digodok kesyiahannya beberapa tahun di sana. Nah, tatkala mereka pulang kampung, maka secara pelan-pelan mereka ajarkan aqidah sesatnya itu kepada masyarakat awwam.
Adapun metode para missionaris Syiah dalam penyebaran aqidahnya kepada umat Iadalah secara `Taqiyah`, alias pura-pura menjadi muslim, jika sudah diterima oleh masyarakat, barulah mereka tanamkan sedikit demi sedikit pemahaman aqidahnya, agar umat Islam bersedia keluar dari agama Islam dan berpindah haluan masuk ke dalam agama Syiah.