URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Rabu, 24 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 2 users
Total Hari Ini: 23 users
Total Pengunjung: 5864161 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SITUASI BANGSA SAAT INI  
Penulis: Pejuang Islam [ 8/10/2016 ]
 
SITUASI BANGSA SAAT INI



Luthfi Bashori


Bulan suci Ramadhan 1434 H, ternyata tidak menyurutkan masyarakat yang peduli terhadap kemaslahatan umum bagi bangsa Indonesia, untuk membahasnya lewat SMS dengan penulis, terlebih jika mengingat bahwa kemerdekaan bangsa Indonensia konon adalah berkat rahmat dan pemberian Allah SWT, sebagaimana hal itu tertera pada pembukaan UUD `45.

PENANYA: Assalamu`alaikum wr wb. Ijin kyai, pertentangan pendapat antara kelompok Salafi Wahabi dengan kelompok lain terlihat semakin memanas ..

Takut jadi ancaman perpecahan dan konflik besar nasional pada 2014 nanti bersamaan dengan pemilu presiden dan wapres.. Mohon bantuan para asatidz untuk mencegahnya..

PEJUANG: Gejolak WAHHABI vs SYIAH adalah Persetruan Abadi di manapun mereka berada, dan selalu saja korbannya adalah warga Aswaja yg kebanyakan orang-orangnya ikhlas dalam menjalankan agama tanpa pamrih dan tanpa ada kepentingan strategis apapun.

Namun, orientasi para pengusung aliran WAHHABI dan SYIAH dengan segala cabang-cabang persatuannya, akan selalu berusaha merebut kekuasaan untuk dijadikan bentuk pemerintahan seperti keinginan mereka.

Yang Wahhabi, tentunya menginginkan Indonesia menjadi negara Wahhabi (seperti Saudi Arabiah), sedangkan yang Syiah menginginkan Indonesia menjadi Negara Syiah (seperti Rebuplik Iran).

Jika pemerintah Indonesia terlalu lemah dan terus memberi peluang bagi kaum Wahhabi dan Syiah untuk berkembang di Indonesia, maka ke depan konflik fisik dan gejolak horizontal sangat sulit dicegah sekalipun dengan model dan cara apapun. Ini menengok pengalaman yang terjadi di negara-negara yang dihuni oleh dua kelompok ekstrim tersebut.



Ternyata, pemerintah Malaysia lebih tanggap dalam menyikapi masalah krusial ini, Malaysia menerapkan larangan ketat terhadap warganya, barangsiapa yang terang-terangan menganut aliran Wahhabi atau Syiah, akan ditangkap dan divonis sebagai pelanggar konstitusi negara.

Sayangnya, mayoritas pejabat Indonesia saat ini, terkesan sangat lemah dalam memahami ancaman konflik horizontal itu, bahkan banyak dari kalangan pejabat teras yang mengatasnamakan HAM, lantas membiarkan dua kelompok ini berkembang di tengah masyarakat, sekalipun mereka telah menggerogoti ideologi bangsa dan aqidah umat.

Lebih memprihatinkan, para ulama Aswaja sebagai warga asli produk Indonesia, yang berusaha mencegah berkembangnya kelompok Wahhabi dan Syiah, seringkali diberi stigma `radikal` atau `garis keras` menurut versi pejabat publik yang terbawa arus pemikiran sekuler. Akhirnya, banyak ulama Aswaja yang memilih diam kerena tidak ingin berhadap-hadapan dengan pejabat pemerintah. Kini, kebanyakan para ulama Aswaja hanya mampu menunggu apa yang bakal terjadi di Indonesia ke depan.



PENANYA: Ijin kyai, perpecahan umat Islam bisa dimanfaatkan oleh kelompok kiri (ex: organisasi kampus PRD dan LMND) untuk menciptakan perpecahan dan konflik nasional, sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat pada paham kiri (liberal, komunis, marxisme, dll). Mohan bantuan kyai untuk disampaikn kepada jama`ah..

PEJUANG: Indonesia butuh pemimpin Sunni Sejati yang memiliki super power dalam meredam ancaman gejolak konflik horizontal.

Sulitnya, kalangan para ulama hingga saat ini, belum dapat membaca jalan pemikiran para penguasa dalam menghadapi ancaman konflik horizontal berskala nasional itu.

Karena belum ada pihak penguasa yang dapat mengambil pelajaran secara tepat dari banyaknya peristiwa yang terjadi, seperti adanya bom meledak, yang umumnya dilakukan oleh kelompok Wahhabi ekstrim. Pemerintah hanya terkesan dapat menangkap `tikusnya` secara membabi buta, tanpa berusaha menutup sarangnya.

Pemerintah juga belum bisa membaca dengan baik, gejolak di masyarakat akhir-akhir ini, mengapa sering terjadi pertikaian fisik, contohnya konflik Sunnah vs Syiah di wilayah Jawa Timur, seperti di daerah Tapal Kuda (Situbondo, Bondowoso, Jember, Bangil, Malang, dll) serta di Madura, yang terjadi antara penduduk asli setempat yang murni beraqidah Ahlus sunnah wal jamaah yang bermadzhab Syafi`i (warga NU) dengan para penganut Syiah sebagai aqidah imporan dari Iran.

Yang terkesan, pemerintah hanya berusaha melarai pertikaian antara kelompok.kelompok, tapi tidak ada upaya untuk menutup sumber permasalahan, yaitu mengapa akhir-akhir ini ada masyarakat Indonesia yang pindah halauan menjadi penganut Syiah ?

Bahkan Pemerintah tetap membiarkan kader-kader bangsa ini dikirim oleh yayasan-yayasan yang berafiliasi kepada aliran Syiah ke negara Iran untuk dijadikan pengikut Syiah ekstrim, hingga sepulang dari Iran, mereka akan menjadi kader-kader Syiah militan dalam menjalankan misi rahasianya.

Padahal, dampak Perseteruan Abadi antara Wahhabi vs Syiah itu, yang menjadi `sasaran tembak` adalah warga Sunni Syafi`i (warga NU) sebagai penduduk asli bumi Indonesia, yang sudah puluhan hidup tentram, aman nyaman dan damai, karena mengikuti tata cara hidup yang diajarkan oleh para Walisongo sebaai penyebar agama Islam pertama kali di Indonesia.

PENANYA : Mhn maaf kyai, apa bentuk gerakan Wahabi yang menjadi ancaman umat Islam di negara-negara Islam dunia. Karena banyak kalangan muda yang secara tidak sadar telah menjadi pengikutnya..

PEJUANG : bentuk riilnya adalah gerakan pendistorsian ajaran Islam yang sesuai pemahaman para ulama salaf Aswaja oleh kepentingan Wahhabi.

Di Saudi Arabiah saat ini, banyak buku-buku karya ulama salaf Aswaja yang sudah dicetak ulang oleh penerbit-penerbit Wahhabi dan isinya langsung direvisi untuk disesuaikan dengan pemahaman Wahhabi. Ini jelas termasuk upaya pembodohan umat. Tujuannya, jika cara ini berhasil, maka seluruh umat Islam ke depan akan berpaham Wahhabi dan semuanya akan `tunduk berkiblat` kepada kepentingan tokoh-tokoh Wahhabi penguasa Saudi Arabiah.

Metode ini persis dengan trik-trik para tokoh Syiah yang gemar mendistorsi ajaran Islam untuk diselaraskan dengan kepentingan Syiah, dan jika upaya mereka ini berhasil, maka umat Islam dunia diharapkan akan `tunduk berkiblat` kepada tokoh-tokoh Syiah penguasa Republik Iran.

 Repotnya lagi, realita di lapangan, ternyata para pengikut Wahhabi dan Syiah di Indonesia ini rata-rata adalah dari kalangan para pemuda yang berjiwa militan namun tidak memiliki background ajaran agama yang memadai.
Belum lagi munculnya kembali kelompok ekstrim kiri (eks PKI) yang terus berusaha tetap memainkan perannya sesuai dengan keyakinan mereka terhadap ideologi bangsa dan aqidah masyarakat.

Di sisi lain para pengusung SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), kini mulai bergabung ke pusat-pusat kekuasaan dengan tujuan memuluskan program-program rahasianya untuk melemahkan aqidah umat Islam dg doktrin-doktrin ala Westernis, Liberalis, Kapitalis dan Matrealis.

Barangkali itulah gambaran Indonesia dewasa ini. Wallah a`lam, apa kira-kira yang bakal ditakdirkan oleh Allah terhadap negeri ini. Semoga Allah melindungi kita.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Jakarta
Tanggal: 21/7/2013
 
Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh...
Bravo PEJUANG ISLAM.COM....... Ana mau berbaiat sama antum ya Ammy.....
Allohumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa syuhada wa sholihin ila yaumiddin....
Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh.... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kita berniat Baiat kepada Imam Mahdi yg ditunggu-tunggu jika kelak sudah muncul.

2.
Pengirim: Nabil  - Kota: Lamongan
Tanggal: 21/7/2013
 
Assalamualaikum.
Afwan sebelumnya ustadz. Terus terang saya masih kurang faham terkait pendefinisian istilah Wahabi. Terhadap siapa istilah itu ditujukan. Dalam artikel tersebut, dijelaskan kelompok Wahabi ekstrim sebagai pembuat bom dan bermaksud merebut kekuasaan atas negara kita ini. Di sisi lain, pada website-website yang diklaim sebagai milik Ustadz Wahabi, kami menangkap pemahaman yang lain. Mereka adalah kelompok yang sangat anti terorisme dan taat terhadap penguasa. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ada Syiah ekstrim seperti para pengebom bus Pemudi di era 1980 an, dan ada juga Wahhabi ekstrim, yaitu para 'kemanten' bom bunuh diri yg akhir-akhir ini kerap terjadi.

Namun ada pula Syiah dan Wahhabi yang bermain di tingkat keilmuan untuk mengacak-ngacak aqidah umat, yg secara perilaku fisik mereka menampakkan kesantunan, walaupun hakikatnya menyembunyikan kebencian kepada masyarakat mainstream.

3.
Pengirim: M KHASBI RAHBINI  - Kota: Malang
Tanggal: 29/7/2013
 
Ami saya mau tanya,bagaimana bisa pemerintahan Saudi bisa dikuasai oleh orang Wahabi?padahal dilihat dari kenyataan bahwa Saudi adalah pusat berkumpulnya seluruh umat islam dunia,apakah ahlu sunnah yang ada di sana tidak tercampur adukkan dengan aqidah yg dipegangnya saat ini...misalnya ahlu sunnah yg ada di sana...apakah penerapan hukum disana juga tidak tercampur adukkan??? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sejarah Berdirinya Wahabi

Pada tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai.
Dan keamiran pun berubah menjadi kerajaan Saudi
Arabia. Untuk kesekian kalinya kita dibuat kagum
sekaligus benci. Dua sikap psikologis itu beradu. Kita
kagum karena lagi-lagi mayoritas muslim dapat
menjaga persatuan dalam menghadapi imperialis Inggris yang berusaha menguasai berbagai
wilayah-wilayah Arab. Kita juga benci karena lagi-
lagi Salafisme (Wahabisme edisi hard cover)
memperagakan ‘teologi horor’ dengan
mengusung jargon jihad, membajak kata
‘Ahlussunnah wal Jamaah’. Mazhab ‘kaca mata kuda’ –karena tidak melihat dan menganggap
kelompok lain- ini didirikan Muhammad bin Abdul
Wahab dari keluarga klan Tamim yang menganut
mazhab Hanbali. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd,
yang kini bagian dari Saudi Arabia, tahun 1111 H
[1700 M] masehi, dan meninggal di Dar’iyyah pada tahun 1206 H [1792 M.]. Ia sangat terpengaruh oleh
tulisan-tulisan seorang ulama besar bermazhab
Hanbali bernama Ibnu Taimiyah yang hidup di abad
ke 4 M.. Untuk menimba ilmu, ia juga mengembara
dan belajar di Makkah, Madinah, Baghdad dan
Bashrah [Irak], Damaskus {Syria], Iran, Afghanistan dan India. Di Baghdad ia mengawini seorang wanita
kaya. Ia mengajar di Bashrah selama 4 tahun. Ketika
pulang ke kampung halamannya ia menulis buku
yang kemudian menjadi rujukan kaum
pengikutnya, “Kitabut Tauhid“. Para
pengikutnya menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Al-Muwahhidun (para pengesa
Tuhan). Seakan hanya kelompok itulah yang
pengesa Allah secara murni tanpa terpolusi dengan
kesyirikan. Sedang kelompok-kelompok lain yang
tak sepaham mereka anggap sebagai kelompok

pelaku syirik, bid’ah dan khurafat yang sesat. Kemudian Muhammad bin Abdul Wahab pindah ke
Uyaynah. Dalam khotbah-khotbah Jumat di
Uyaynah, ia terang-terangan mengkafirkan semua
kaum Muslimin yang dianggapnya melakukan
bid’ah [inovasi], dan mengajak kaum Muslimin
agar kembali menjalankan agama seperti di zaman Nabi. Di kota itu ia mulai menggagas dan meletakkan
teologi ultra-puritannya. Ia mengutuk berbagai
tradisi dan akidah kaum Muslimin, menolak berbagai
tafsir Al-Qur’ân yang dianggapnya mengandung
bid’ah atau inovasi. Ia menyerang kaum Sufi, kemudian ia mulai melanjutkan penyerangan
terhadap kaum Ahlusunah secara keseluruhan
dengan cara yang brutal. Dengan mengecap mereka
dengan berbagai julukan buruk seperti Quburiyuun
(pemuja kubur) dikarenakan mereka semua sepakat
bahwa kuburan para nabi, rasul dan para kekasih Ilahi (Waliyullah) harus dihormati sesuai ajaran
pendahulu (Salaf) yang sesuai dengan ajaran Rasul,
para Sahabat setia beliau, juga para Tabi’in dan
Tabi’ Tabi’in.
Tatkala masyarakat mulai merasa seperti duduk di
atas bara, Muhammad bin Abdul Wahab diusir oleh penguasa [amir] setempat pada tahun 1774. Ia lalu
pindah ke Al-Dar’iyyah, sebuah oase ibu kota
keamiran Muhammad bin Sa’ud, masih di Najd
Tahun 1744. Di situlah Muhammad bin Abdul Wahab
mendapat angin segar dalam menyebarkan ajaran
sesatnya. Ia dihidupi, diayomi dan dilindungi langsung oleh sang Amir Dar’iyah, Muhammad bin
Saud. Akhirnya Amir Muhammad bin Saud dan
Muhammad bin ‘Abdul Wahab saling membaiat
dan saling memberi dukungan untuk mendirikan
negara teokratik dan mazhab Muhammad bin Abdul
Wahab pun dinyatakan sebagai mazhab resmi wilayah kekuasaan Ibnu Saud. Dan Muhammad bin
‘Abdul Wahab akhirnya diangkat menjadi qadhi
(hakim agama) wilayah kekuasaan Ibnu Saud.
Hubungan keduanya semakin dekat setelah Ibnu
Saud berhasil mengawini salah seorang putri
Muhammad bin ‘Abdul Wahab. Penaklukan dan pembantaian pun dilakukan,
terutama terhadap kabilah-kabilah dan kelompok
Ahlusunah yang menolak mazhab mereka
(Wahaby), hingga terbentuklah sebuah emirat lalu
diubah menjadi monarki dengan nama keluarga,
Saudi Arabia, sejak tahun 1932 hingga kini.
Muhammad Finati, seorang muallaf Italia yang ikut
dalam pasukan Khalifah daulah Usmaniyyah yang mengalahkan kaum Wahabi menulis : “Sebagian
dari kami yang jatuh hidup-hidup ke tangan musuh
yang kejam dan fanatik itu, dipotong-potong kaki
dan tangan mereka secara semena-mena dan
dibiarkan dalam keadaan demikian. Sebagian dari
mereka, aku saksikan sendiri dengan mata kepala tatkala kami sedang mundur. Mereka yang
teraniaya ini hanya memohon agar kami berbelas
kasih untuk segera mengakhiri hidup mereka”.
Kabilah-kabilah yang tidak mau mengikuti mazhab
mereka dianggap kafir, ‘yang halal darahnya’.
Dengan demikian mereka (Wahaby) tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum
‘mujahid’ yang secara teologis dibenarkan
membunuh kaum ‘kafir’ termasuk wanita dan
anak-anak, merampok harta dan memperkosa istri
dan putri-putri mereka yang dianggap sah sebagai
ghanimah (rampasan perang). Hanya sedikit yang dapat melarikan diri.
Setelah lebih dari 100 tahun kemudian, kekejaman
itu masih juga dilakukan. Tatkala memasuki kota
Tha’if tahun 1924, mereka menjarahnya selama
tiga hari. Para qadhi dan ulama diseret dari rumah-
rumah mereka, kemudian dibantai dan ratusan yang lain dibunuh
Kerajaan Inggris membantu Wahabisme dengan
uang, senjata dan keterampilan, sehingga
kekuasaan Ibnu Saud menyebar ke seluruh jazirah
Arab yang pada masa itu berada dalam kekhalifahan
Usmaniyah dengan tujuan melemahkan khilafah itu. Jadi yang menggembosi kekuasaan daulah dan
kekhalifahan Usmani adalah kelompok yang
terkenal dengan sebutan Wahaby yang sekarang
ini mengaku sebagai kelompok Salafy. Orang bisa
membacanya dalam buku Hempher, ‘Confession of
a British Spy’. Hampher seorang orientalis yang menjalin persahabatan dengan Ibnu Abdul Wahab.
Tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai dan
keamiran berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia.
Umumnya kaum intelektual dan ulama Ahlusunah –
penganut 4 mazhab ‘resmi’ Hanafi, Syafi’i,
Maliki dan Hanbali– menganggap kaum Wahhabi, termasuk pendirinya, sebagai orang-orang yang
berpikir sangat linier, literer sambil menolak
metafoar [Majaz], sangat denotatif dalam memahami
ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadis. Mereka
menganggap mazhab selainnya (Wahaby) sebagai
sesat dan menyesatkan dengan berpatokan pada hadis: “Kullu bid’ah dhalaalah wa kullu dhalaalah
fî n-naar”(semua inovasi itu sesat dan semua
yang sesat itu masuk neraka). Kata “bid’ah”
yang mereka tuduhkan hanyalah kata pelembut,
untuk ‘kafir’, dan menganggap berziarah ke
kubur termasuk kubur Nabi, tawassul, baca qunut, talqin, tahlil, istighatsah, berzikir berjamaah,
membaca maulid diba’ ataupun burdah yang
berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan
kaum Muslimin adalah sebagai bid’ah, dan
pelakunya akan masuk neraka, alias kafir. Dari
sinilah akhirnya kaum Wahaby yang mengaku sebagai pengikut Salafy ini layak diberi gelar
“Kelompok Takfir” (jama’ah takfiriyah),
kelompok yang suka mengkafirkan golongan lain
yang tidak sepakat dengan ajarannya. Oleh karena itu, tempat-tempat bersejarah Islam
seperti rumah tempat lahir Nabi, rumah Ummul
Mu’minin Khadijah tempat tinggal Nabi dan
banyak tempat-tempat bersejarah lain yang masuk
wilayah kerajaan Arab Saudi kini telah dihancurkan.
Kalau tidak mendapat protes dari segenap kaum Muslimin sedunia niscaya kuburan Nabi pun sudah
diratakan dengan tanah, sebagaimana yang terjadi
di makam para sahabat dan syuhada’ Uhud di
Baqi’ (Madinah) dan para keluarga Rasul di Ma’la
(Makkah).
Di Indonesia, misalnya, kaum Nahdhiyyin (NU) ‘kebingungan’, karena kaum Wahabi
‘membajak’ atribut Ahlussunnah Wal Jamaah,
padahal istilah ini yang biasa dipakai oleh penganut
keempat mazhab Sunnah; mazhab Syafi’i, Hanbali,
Hanafi dan Maliki. Akhir-akhir ini mereka ikut-ikutan
memakai jubah dan serban seperti yang dikenakan kaum Nahdhiyin. Walau demikian, sangat mudah
untuk melihat tanda-tanda zahir dari kelompok
tersebut. Mereka suka mesyirikkan dan
membid’ahkan kelompok muslim lainnya. Dari sisi
penampilan pun mereka mempunyai ciri khas
sendiri. Selain suka mencukur rambut kepala, mereka juga berlomba dalam masalah panjang-
panjangan jenggot dan tinggi-tinggian celana
bahkan bisa sampai ke pertengahan betis.
Belakangan ini kita sering mendengar berita tentang
eskalasi kekerasan di Saudi Arabia, termasuk
penghancuran pipa minyak yang dilakukan oleh kaum fundamentalis Wahhabi, yang disebut-sebut
sebagai tempat kelahiran Al-Qaeda. Bin Laden sang
ketua al-Qaedah adalah seorang Wahabi tulen
kelahiran Arab Saudi. Ia dibesarkan dan dijadikan
anak angkat oleh CIA – USA. Konon anak angkat itu
kini telah menjadi anak durhaka terhadap ibu angkatnya, USA. Bidan yang melahirkan wahabisme
adalah kekuatan Imperialis Inggris, dan kini menjadi
‘kartu as’ pemerintahan biadab USA untuk
menciptakan perpecahan dalam tubuh umat Islam.
Nampaknya, skenario keji ini mulai menunjukkan
hasil yang menggembirkan bagi USA dan kekuatan anti Islam lainnya ketika isu-isu tentang ancaman
perang saudara di Irak menjadi headline seluruh
media Barat yang diikuti secara ‘latah’ oleh
media-media Indonesia. Jadi antara Inggris
(pembonceng Zionis di Tim-Teng), keluarga Saud,
Wahabisme dan USA (sekutu Inggris dan Israel) adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.
Oleh karenanya tidak terlalu mengherankan jika
Wahaby selalu menghamba terhadap kerajaan
Saudi. Dan sementara keluarga Saudi selalu
bertekuk lutut di hadapan USA saudara kembar
Inggris (penyokong kekuasaan keluarga Saud) dalam banyak masalah, termasuk memberi
dukungan secara sembunyi-sembunyi terhadap
Zionisme Internasional dan turut membenci negara-
negara yang anti Israel. Hal itu karena Israel
mendapat dukungan penuh dari USA dan Inggris. Wallahu A’lam
(Sumber: Blog Islamic Center, dengan beberapa editan)

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam