URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Kamis, 28 Maret 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 66 users
Total Pengunjung: 5860280 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SALAH KARPRAH AWWAM TERHADAP ISTILAH AQIDAH DAN AMALIAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 8/10/2016 ]
 
SALAH KARPRAH AWWAM TERHADAP ISTILAH AQIDAH DAN AMALIAH

 Luthfi Bashori


Biasanya kebanyakan orang awwam tidak dapat membedakan antara AQIDAH seseorang dengan AMALIAH-nya, sehingga sering kali terjadi kerancuan dalam memahami atau saat mengutarakan pendapatnya di depan publik. Entah itu lewat postingan di FB, atau majalah, atau radio, dan sebagainya.

Contohnya, ada sebagian kalangan awwam yang sudah terlanjur salah kaprah mengatakan: AQIDAH saya adalah ikut Tahlilan, sedangkan AQIDAH-mu menolak Tahlilan. Padahal urusan Tahlilan itu hanyalah masalah amaliah khilafiyah furu`iyah yang memamg boleh terjadi perbedaan di kalangan umat Islam dan urusan ini bukan urusan AQIDAH.

Contoh lain, ada sekelompok orang awwam yang mengatakan, warga NU itu mengaku-ngaku sebagai pengikut Imam Syafi`i, tapi tidak ikut aqidahnya, karena Imam Syafi`i mengatakan Tahlilan itu pahalanya tidak sampai kepada mayit, tapi warga NU justru melestarikan Tahlilan.


Jelas saja pernyataan ini adalah kesalahkaprahan kalangan awwam belaka, karena masalah pahala bacaan Tahlilan itu sampai atau tidak sampai kepada mayit, bukanlah urusan AQIDAH, namun hanyalah urusan amaliah yang boleh berbeda di antara umat Islam.

Contoh kongkrit lainnya, hari Selasa ini tanggal 9 Juli 2013, ormas Muhammadiyah sudah menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1434 H, karena berdasarkan ilmu hisab, sedangkan pemerintah dan ormas-ormas Islam lainnya akan melaksanakan puasa Ramadhan 1434 H adalah besok Rabu tanggal 10 Juli 2013, karena berdasarkan hasil rukyah hilal yang belum memenuhi ketentuan ilmu falaq.

Perbedaan pendapat dalam penentuan awwal Ramadhan ini adalah masalah amaliah furu`iyah yang boleh-boleh saja terjadi, karena bukan urusan AQIDAH. Jadi baik Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah tidak dihukumi berdosa sekalipun awwal puasa Ramadhannya berbeda.

Seperti juga Imam Malik memberlakukan hukum Larangan Baca Basmalah dalam shalat fardhu, tetapi murid beliau, yaitu Imam Syafi`i justru menerapkan hukum Wajib Baca Basmalah dalam shalat fardhu.

Karena masalah Baca Basmalah dalam shalat ini bukan urusan aqidah, namun hanyalah urusan amaliah furu`iyah, maka kedua imam madzhab ini berbeda pendapat, dan masalah khilafiyah seperti ini diperbolehkan oleh syariat.

Apalagi hanya masalah amaliah furu`iyah yang sunnah, seperti disunnahkannya kirim doa kepada mayit (Tahlilan) menurut jumhur/mayoritas ulama termasuk para ulama Syafi`iyah, karena menurut mereka pahalanya sampai kepada mayit, sedangkan menurut Imam Syafi`i pahala Tahlilan tidak sampai secara langsung kepada mayit, sehingga para ulama Syafi`iyah perlu memberi catatan, bahwa pahala Tahlilan itu akan sampai kepada mayit jika ditambah ucapan: Ya Allah sampaikanlah pahala bacaan Tahlilan ini kepada mayit.

Maka pada setiap pelaksaan Tahlilan di kalangan pengikut madzhab Syafi`i, tersusunlah secara umum sebagai berikut:


1. Pembukaan, kirim pahala bacaan surat Alfatihah secara umum kepada mayit.
2. Pembacaan surat Yasin.
3. Pembacaan surat Al-ikhlas, Alfalaq, Annaas, dan pembukan & penutupan surat Baqarah yang isinya adalah doa.
4. Pembacaan kalimat thayibah (tahlil, tahmid, hauqalah, istighfar, shalawat dan sebagainya).


5. Doa yang berisi Allahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara`naahu ilaa ruuhi ALMARHUM .... (Ya Allah terimalah dan sampaikanlah pahala bacaan kami ini kepada ruh Almarhum bapak/ibu .....)
6. Sedekah makanan yang sangat disunnahkan oleh Nabi SAW.

Nah, masalah Tahlilan semacam ini bukanlah masalah aqidah, tetapi hanyalah masalah amaliah furu`iyah, bahkan para pengikut madzhab Syafi`i pun tidak wajib mengikuti pendapat pribadi Imam Syafi`i, tetapi boleh mengikuti pendapat jumhur/mayoritas ulama yang mengatakan sampainya pahala Tahlilan kepada mayit secara otomatis.

 Namun, untuk menghormati pendapat Imam Syafi`i, di samping warga madzhab Syafi`i menyakini sampainya bacaan Tahlilan untuk mayit secara otomatis, namun tetap juga perlu dirangkap dengan doa permintaan kepada Allah agar menyampaikan pahala bacaan Tahlilan itu kepada ruh mayit.

Imam Syafi`i menyelisihi guru pribadinya, yaitu Imam Malik dalam urusan boleh tidaknya Baca Basmalah dalam shalat fardhu, hal itu bukan suatu dosa yang dilakukan oleh Imam Syafi`i, karena berselisih dalam urusan amaliah furu`iyah itu hukumnya boleh-boleh saja.

 Demikian juga para ulama bermadzhab Syafi`i, mereka menyelisihi pendapat imamnya dalam urusan Bacaan Tahlilan, mereka meyakini sampainya Bacaan Tahlilan secara otomatis kepada mayit, jadi hukumnya boleh-boleh saja dan tidak berdosa, karena hanyalah urusan amaliah furu`iyah, bukan urusan aqidah.

Adapun yang dimaksud AQIDAH itu menurut syariat adalah urusan KETAUHIDAN, contohnya adalah keyakinan dasar terhadap 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Serta keimanan kepada sifat-sifat Allah, sifat-sifat dasar para rasul, khususnya Nabi Muhammad SAW yang ditentukan sebagai Nabi penutup akhir zaman yang tidak ada lagi nabi setelah wafat beliau SAW.

Atau keyakinan tentang kemurnian Alquran yang tidak pernah berubah sedikit pun sejak diturunkan kepada Nabi SAW hingga datang hari Qiamat nanti, dan lain sebagainya.

Maka umat Islam, siapapun adanya tidak diperbolehkan berselisih paham dan berbeda pendapat dalam urusan AQIDAH ini, karena jika ada orang yang berselisih paham dan berbeda pendapat dengan umat Islam dalam urusan AQIDAH atau KETAUHIDAN ini, maka orang tersebut secara otomatis jadi murtad dan keluar dari agama Islam.

Seperti banyaknya bermunculan aliran-aliran sesat akhir-akhir ini, mereka difatwa sesat karena memiliki AQIDAH yang berbeda dengan keyakinan umat Islam mayoritas. Jadi bukan sekedar beda amaliah furu`iyah, tapi sudah masuk wilayah PERBEDAAN AQIDAH atau KETAUHIDAN.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Jakarta
Tanggal: 17/7/2013
 
Asswrwb Ammy... apa kabar? Semoga Ammy sekeluarga dan para santri selalu dalam lindungan Allah Jalla wa Ala... aamiin...
Syukran artikelnya.... menyejukan hati.....
Afwan.... tanggal 22 s/d 25 minggu depan Ammy ada rencana ke Jakarta? Ana kebetulan ada tugas kantor di Jakarta dalam waktu itu.... Ana mau silaturahim sekalian minta ijazah ilmu yang antum ridho mau dikasih ke ana.... syukran Jazakalohu Khoiron....
Wasswrwb.... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Belum ada. Kami ada kegiatan pengajian di bulan Ramadhan bersama para santri di pesantren.

2.
Pengirim: Ahmad Sokheh  - Kota: Bengkalis,RIAU
Tanggal: 18/7/2013
 
Assalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh..pak yai sya minta izin untk mendownload mp3 ceramah di web ini,smga bsa menjadi tambahan ilmu buat sya,dan mantinya sya bagikan pda temen2 sya..smga pak yai dn keluarga selalu dalam lindungan Alloh SWT.aamin. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami persilahkan, semoga bermanfaat.

3.
Pengirim: ahmad  - Kota: wates
Tanggal: 20/7/2013
 
ass. ustadz yg di rahmati Allah.
berarti sebenarnya kita tidak boleh menjelekan or. lain(NU-MUHAMMADIYAH-SALAFY) karena aqidah kita sama ytiu ahlussunnah hanya berbeda masalah furuiyah saja.....tetapi kenapa ustadz,kita semua saling tinju meninju dan saling menjatuhkan pendapat.....sampai muncul buku untuk menjatuhkan, hanya karena berbeda mslh furuiyah..........sebenernya bukankah kita, NU, ASHAriyah, Muhammadiyah, Salafy, dsb adalah satu aqidah ahlussunnah wal jamaah?????? bolehkah kita mempersatukan umat ini lagi ustadz kita semua adalah bersaudara ustadz...??????/ syukron katsir ustadz.... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, kami tidak punya masalah dengan kawan2 Muhammadiyah, Al-irsyad, DDI dan PERSIS, tetapi kami menolak dan melawan serta memerangi DAKWAH WAHHABIYAH, SYIAH dan JIL (yaitu aqidah 'imporan' dari Saudi, Iran dan Barat) serta aliran sesat lainnya yg selalu mengacak-ngacak keyakinan amaliyah warga mainstream Indonesia (SUNNI SYAFI'I / NU GARIS LURUS).

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam