URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Jumat, 19 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 55 users
Total Pengunjung: 5863523 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
IBLIS MEMBAIAT KHALIFAH ABU BAKAR ? 
Penulis: Pejuang Islam [ 13/8/2016 ]
 

 IBLIS MEMBAIAT KHALIFAH ABU BAKAR ?
 
Luthfi Bashori


Mencermat firman Allah:
 Idz yaquulu li shaahibihi laa tahzan innallah ma`ana. Artinya :
Tatkalah Nabi mengatakan kepada shahabatnya (Abu Bakar) :
Janganlah engkau khawatir, sungguh Allah selalu menyertai kita

Persaksian Allah dalam Alquran tentang pershahabatan Nabi SAW dengan Sy. Abu Bakar ini, mempunyai implikasi hukum yang jelas, yaitu barangsiapa meragukan dan mengingkari status predikat Shahabat bagi Sy. Abu Bakar, maka dia telah mengingkari Alquran, dan barangsiapa mengingkari satu huruf saja dari huruf-huruf yang terangkai dalam Alquran, maka dia telah keluar dari agama Islam.

Sedangkan definisi Shahabat adalah seseorang yang masuk Islam di jaman Nabi, dan bertemu dengan Nabi, serta meninggal dalam keadaan Islam. Jika ada seseorang yang masuk Islam di jaman Nabi, tetapi tidak pernah bertemu Nabi, maka tidak termasuk Shahabat, melainkan dinamakan mukhaddhram. Demikian juga jika ada seseorang yang masuk Islam di jaman Nabi dan bertemu dengan Nabi, tetapi saat meninggal dalam keadaan murtad atau kafir, maka dia tidak termasuk Shahabat. Jadi yang dinamakan Shahabat Nabi itu adalah mereka yang benar-benar masuk Islam di jaman Nabi, dan benar-benar bertemu dengan Nabi, serta benar-benar meninggal dalam keadaan Islam.

Jika Allah telah menentukan dan mengabadikan pershahabatan Sy. Abu Bakar di dalam Alquran, berarti Sy. Abu Bakar adalah seseorang yang benar-benar masuk Islam di jaman Nabi, dan beliau benar-benar bertemu dengan Nabi, serta benar-benar meninggal dalam keadaan Islam. Barangsiapa yang berbeda pendapat dengan ketentuan Alquran ini maka dia telah mengingkari kebenaran Alquran, barangsiapa yang mengingkari kebenaran Alquran, maka sama halnya dia melawan Allah, dan hukumnya adalah murtad, musuh Islam dan musuh umat Islam.

Allah telah memuji pershahabatan Nabi SAW dengan Sy. Abu Bakar ini, bahkan denganm jaminan dari Nabi SAW innallaha ma`ana (Allah selalu menyertai kita) untuk shahabatnya ini, menunjukkan jaminan keislaman Sy. Abu Bakar dan penjagaan Allah kepada Beliau akan abadi hingga hari qiamat kelak.

Ayat ini juga memberi pengertian bahwa sejak peristiwa perjalanan hijrah Nabi SAW yang ditemani Sy. Abu Bakar, baik saat Beliau berdua berada di goa Tsur, hingga sampai di Madinah, bahkan selama perjalanan hidup Beliau berdua hingga meninggal dunia, baik pada diri Nabi SAW maupun diri Sy. Abu Bakar, maka pershabatan ini akan tetap langgeng, demikian juga dengan janji innallaha ma`ana (sungguh Allah selalu menyertai kita), bahkan kelanggengannya akan terus hingga akhirat nanti, selanggeng Alquran itu sendiri.

Bukti logik, sudah 14 abad lamanya pershahabatan Beliau berdua ini, masih dapat dikenang oleh seluruh makhluk ciptaan Allah yang diberi akal untuk berpikir. Hal ini, karena Alquran dengan keauntetikannya tetap dapat dibaca sepanjang masa.

Sedangkan kalangan manusia kafir yang tidak diberi hidayah oleh Allah, sudah pasti mengingkari pershabatan Beliau berdua, serta mengingkari innallaha ma`ana (sungguh Allah selalu menyertai kita). Jangankan kepada pershabatan abadi antara Nabi SAW dengan Sy. Abu Bakar serta keabadian innallaha ma`ana, bahkan terhadap Alquran inipun orang-orang kafir terus mengingkari kebenarannya.

Nah, yang menjadi problema kita dewasa ini, adalah mulai tersebarnya kitab ALKAAFI yang terdiri dari 8 jilid, karangan Alkulaini, tokoh Syiah Imamiyah, yang ketokohannya sudah tidak dapat diragukan lagi di kalangan penganut Syiah Iraniyah.

Sedangkan isi kitab tersebut banyak terdapat hadits-hadits maudhu` (palsu), salah satu hadits palsunya sebagaimana yang tertera dalam juz 8 halaman 343 : Dari Salman Alfarisi berkata : ....., Nabi SAW mengatakan kepadaku, bahwa kata Nabi saat beliau wafat nanti, maka orang-orang akan membaiat Abu Bakar dalam perlindungan Bani Saidah setelah terjadi perdebatan panjang, kemudian mereka menuju masjid Nabi, maka pertama kali yang membaiat Abu Bakar di atas mimbar Nabi adalah Iblis terlaknat, yang menyerupai bentuk orang tua yang masih energik dan mempengaruhi hadirin dengan mengatakan ini dan itu .... (agar membaiat Abu Bakar menjadi khalifah). Isi kitab ini jelas-jelas berlawanan dengan jaminan Alquran sebagaimana diterangkan di atas.

Sedangkan tuduhan pengangkatan Sy. Abu Bakar sebagai khalifah pertama itu dimotori oleh Iblis, adalah kebohongan yang nyata, apalagi diciptakan sebuah image bahwa seakan-akan peristiwa tersebut sesuai dengan info yang datang dari Nabi SAW sendiri.

Bagaimana mungkin Nabi SAW akan mengatakan hal itu terhadap shahabat karibnya, dan bagaimana mungkin Allah membiarkan peristiwa itu terjadi, tidakkah Allah senantiasa menyertai dan menjaga semua peristiwa yang terjadi pada kehidupan Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar ?

Jadi yang perlu dipertanyakan dan dipersoalkan oleh umat Islam, justru adalah status keabsahan Kitab ALKAAFI itu sendiri, yang banyak mengandung hadits-hadits palsu, padahal kitab ini menjadi rujukan utama kaum Syiah Khomeiniyah. Tuduhan kaum Syiah ini juga menujukkan kebencian mereka kepada Sy. Abu Bakar RA.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: ridwan  - Kota: probolinggo
Tanggal: 13/4/2009
 
Salut..:-) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon doa selalu dan dukungan para pengunjung. jazakallah kher.

2.
Pengirim: Helmy  - Kota: Batam
Tanggal: 1/9/2009
 
assalamu'alaikum
sepanjang buku2 sejarah islam yg sy baca bahwa yg diangkat sahabat oleh Nabi bukan Abu Bakar tapi Ali bin Abi Thalib, mohon diberikan bukti2 yg kuat bahwa abu bakar diangkat sebagai sahabat.
Wassalam. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sebenarnya, untuk menjawab pertanyaan anda, kami sedikit merasa kesulitan karena beberapa faktor :
1. Apakah anda ini benar-benar dari kalangan orang Indonesia yang sangat awam agama, sehingga tidak mengenal sejarah Islam dengan baik, minimal di saat belajar sejarah Islam tingkat Sekolah Dasar dan SLTP, karena di sana sudah dikenalkan minimal nama empat Khalifah pengganti Nabi SAW, yaitu Shahabat Abu Bakar Asshiddiq, Shahabat Umar bin Khatthab, Shahabat Utsman bin Affan, dan Shahabat Ali bin Abi Thalib.
2. Sudah sedemikian langka-kah buku sejarah Islam (dan kitab2 hadits) yang dikarang oleh kalangan Islam sendiri (minimal di Batam tempat anda bermukim), sehingga anda hanya mendapatkan buku sejarah hasil gubahan tokoh-tokoh Syiah yang selalu mendiskreditkan Shahabat Abu Bakar. Shahabat Umar, Shahabat Utsman dan ribuan Shahabat Nabi SAW lainnya, dan dampaknya anda hanya mengenal satu Shahabat saja yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib, hal ini tercermin dari pertanyaan anda.
3. Apakah anda tidak pernah membaca kitab hadits semacam karangan Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Addarimi, dsb. Minimal cuplikan hadits2 riwayat mereka yang banyak dinukil oleh buku2 agama termasuk yang berbahasa Indonesia, di dalamnya pasti menyebut beberapa nama para Shahabat Nabi SAW, semisal Shahabat Abu Hurairah, Shahabat Ibnu Abbas, Shahabat Jabir, Shahabat Ibnu Umar, Shahabat Ibnu Mas'ud, Shahabat Abu Umamah Albahili, dan sederet nama-nama shahabat lainnya.
4. Yang memberi julukan SHAHABAT secara khusus bagi Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq itu bukanlah manusia, melainkan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firman-Nya yang mengkisahkan perjalanan hijrah Nabi SAW bersama Shahabat Abu Bakar Asshiddiq pada surat Attaubah ayat 40, anda bisa membacanya dibanyak buku tafsir karangan ulama Islam (bukan karangan tokoh-tokoh Syiah), termasuk juga terjemahan dari Departemen Agama pada halaman 285. Allah menerangkan : idz yaquulu li SHAAHIBIHI laa tahzan (artinya: Tatkala (Muhammad) mengatakan kepada SHAHABATnya (yaitu Abu Bakar) janganlah engkau berduka cita). Coba, apa ada penulis sejarah yang berani mengingkari pershahabatan antara Nabi Muhammad dan Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq yang khusus dibukukan oleh Alquran, selain gubahan dan pemalsuan fakta sejarah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Syiah, karena mereka ini selalu mengikuti adat kebiasaan Abdullah bin Saba' seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam sebagai pencetus aliran Syiah. Alquran telah mencatat perilaku mereka: Yuharrifuunal kalima 'an mawaadhi'ihi (Mereka/kaum Yahudi selalu merobah dan membolak-balikkan ayat-ayat dari tempat asalnya), semacam inilah kebiasaan kelompok Yahudi dan 'keturunannya' yang sangat berani menggubah, merobah, memalsu, memutarbalikkan fakta sejarah, termasuk tentang pershahabat Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq dengan Nabi Muhammad SAW.
5. Mudah-mudahan anda mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah sehingga segera mendapatkan buku sejarah yang dikarang oleh para ulama Islam. Amiin.

3.
Pengirim: Ifandify  - Kota: bandung
Tanggal: 12/11/2011
 
subhanallah 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan umat Islam terjaga dari aliran sesat Syiah Imamiyah ini.

4.
Pengirim: Syahril Ramadhan  - Kota: jakarta-selatan
Tanggal: 28/1/2013
 
Assalammualaikum wr wb
Bismillahirrohmannirrohim

Bpk Kyai Lutfi yg kami cintai, semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan dlm membela panji Sayidina Muhammad SAW, Bpk Kyai ananda mau bertanya siapa contoh2 para mukhaddhram ?......

kedua apakah ada seseorang yang hidup di jaman Nabi,bertemu Nabi, tetapi tidak masuk Islam, setelah nabi wafat baru msk Islam! disebut apakah mrk ?

bagaimana status mrk bila meriwayatkan hadis?

terima kasih 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Menurut para ulama, salah satu dari para mukhaddhram adalah Sy. Uwais Alqarni.

2. Orang yang hidup bertemu Nabi SAW, namun baru masuk Islam setelah Nabi SAW wafat, dikatagorikan sebagai Tabi`in dan periwayatan haditsnya bisa diterima jika memenuhi syarat yang disepakati oleh para ulama ahli hadits.

5.
Pengirim: gans  - Kota: merauke
Tanggal: 3/12/2013
 
Ajib ust makalahnya ane jadikan pedoman buat tugas" dakwah dll 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami persilahkan, semoga bermanfaat.

6.
Pengirim: Muksin  - Kota: Jakarta-Selatan
Tanggal: 11/7/2014
 
Assalamaualaikum,
Bpk Kyai Lutfi yang saya hormati.
Kalau para imam Mazhab dan Abul Hasan Al-Asy'ari termasuk generasi ke berapa kalau dihitung dari zaman Baginda Rasulullah SAW. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Abu al-Hasan bin Isma'il al-Asy'ari (Bahasa Arab ابو الحسن بن إسماعيل اﻷشعري) lahir: 873- wafat: 935 Hijriyah.

7.
Pengirim: laely  - Kota: brebes
Tanggal: 21/12/2014
 
ASSalamualykum ..yaii semoga kbr yai dan keluarga sllu dlm lindungan Allah...
yai resah dng keadaan indonesia skrng ,apa lgi bnyk imgran iran yg orang syiah ,bagamana kita umat muslim harus bertindak yai? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sebagai masyarakat sipil, kita hanya dapat mengadu keresahan kita kepada aparat terkait, serta memberitahukan kepada umat Islam tentang kesesatan ajaran Syiah dan perkembanhannya. Apalagi di era pemerintahan yang tidak jelas sikap keagamaannya ini.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam