MUNCULNYA PARA PENGKHIANAT,
PERTANDA DEKAT QIAMAT
Luthfi Bashori
Nabi Muhammad SAW menyebutkan tentang salah satu pertanda sudah dekat datang hari Qiamat, yaitu bilamana suatu amanat atau kepercayaan itu diserahkan kepada pihak yang bukan ahlinya. Sedangkan Qiamat itu sendiri mempunyai makna rusaknya segala sesuatu yang ada di seluruh dunia.
Sebagaimana disabdakan, “Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya.”
Salah sorang shahabat bertanya, “Bagaimanakah menyia-nyiakannya, wahai Rasulullah?”
Beliau SAW menjawab: “Apabila suatu perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat Qiamat (kehancurannya).” (HR. Imam Bukhari).
Misalnya, jika urusan kemasyarakatan di suatu wilayah, ternyata diserahkan kepada figur pemimpin yang tidak berkompeten di bidang kemasyarakatan, mungkin saat warga memilih figur tersebut hanya karena pertimbangan kekayaan, hingga si calon pemimpin itu rela dan rajin menyogok sana dan menyogok sini, tapi si calon ini tidak memiliki manajemen kepemimpinan yang baik, maka terpilihnya pemimpin semacam ini, bisa saja menyebabkan kehancuran tata kemasyarakatan di wilayah tersebut.
Atau karena sang calon pemimpin yang dipilih itu berasal dari promosi kaum oligarki dan konglomerat, yang mana orang-orang kaya tersebut berniat menjadikan sang pemimpin wilayah itu hanya sebagai kepanjangan tangan mereka semata. Munculnya kejadian seperti ini umumnya karena bertujuan demi menyelamatkan bisnis bos-bos yang ‘bermain curang’ di wilayah yang mereka inginkan.
Baik pemimpin yang menjadi boneka bagi kalangan oligarki, maupun para pemilik modal sebagaimana yang digambarkan di atas ini, tiada lain termasuk dalam lingkup para pengkhianat amanat yang dapat mempercepat kehancuran kehidupan masyarakat di wilayah itu.
Jika hal itu yang terjadi, maka minimal ‘Qiamat Kecil’ sudah ada di depan mata masyarakat yang salah dalam memilih sang pemimpin, apalagi jika hanya karena pertimbangan kesenangan sesaat, semisal mau menerima uang sogokan pemilihan, yang umumnya nominal yang disediakan itu juga tidak seberapa besar, namun karena ketamakan nafsu, maka tetap saja diterima, tanpa memikirkan akibat rusaknya masa depan mereka.