ANTARA MAKAN DAN SHALAT
Setiap orang itu pasti memerlukan makan demi memenuhi kebutuhan perutnya. Di antara pengaruh perut yang kelaparan adalah tidak dapat berkonsentrasi dalam mengerjakan kewajiban-kewajibannya.
Ajaran Islam itu sangatlah luas cakupannya, hingga urusan perut lapar pun tidak luput dari pembahasannya dalam ajaran syariat. Terutama yang ada keterkaitannya dengan urusan ibadah kepada Allah terutama shalat.
Saat seseorang tidak berniat puasa, yang puasa itu sendiri adalah salah satu bentuk ibadah, maka urusan isi perut ternyata lebih diprioritaskan daripada mendahulukan ibadah shalat.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila waktu shalat didirikan, sedangkan makanan malam telah terhidang, maka makan malam-lah terlebih dahulu.”
Hadits ini adalah shahih yang diriwayat oleh Assyaikhain, Imam Bukhari dan Muslim.
Maksudnya, bilamana waktu shalat telah masuk, sedangkan menu makanan dan minuman juga telah dihidangkan, maka dianjurkan agar memulai dengan makan terlebih dahulu, kemudian barulah melaksanakan shalat.
Dianjurkan demikian ini, karena umumnya orang yang mengerjakan ibadah dalam keadaan perut lapar, akan menghilangkan konsentrasi ibadah, apalagi jika masakannya itu berbau sedap, hingga pikiran yang mencium aromanya akan terfokus kepada hidangan tersebut.
Namun, dalam Islam dianjurkan, agar di saat makan & minum dalam keadaan seperti itu, hendaknya diniatkan untuk persiapan beribadah dan taat keadaan-Nya. Agar saat makan itu tetap mendapatkan pahala dari Allah SWT.