YANG DIBENCI MANUSIA, PADAHAL … !
Luthfi Bashori
Menurut Rasulullah SAW, sebagaimana dalam riwayat Imam Ahmad melalui Sayyidina Mahmud Ibnu Lubaid, bahwa ada dua perkara yang dibenci oleh anak Adam, yaitu membenci kematian, padahal mati itu lebih baik daripada fitnah, dan membenci sedikit harta benda (kemiskinan), padahal sedikit harta benda meringankan hisab.
Mati dan fakir, sebenarnya dua hal ini lebih baik bagi setiap orang daripada hidup berkepanjangan, tetapi penuh dengan fitnah, atau memiliki harta yang bercampur antara yang halal, yang haram dan yang syubhat yaitu yang tidak jelas halal-haramnya, hingga menyebabkan adanya hisab di akhirat nanti yang sangat memberatkan bagi dirinya.
Tentu saja semakin banyak harta yang dimiliki oleh seseorang, maka akan semakin berat pula hisab yang akan dialaminya. Padahal kepemilikan harta di dunia itu, walau pun yang halal tetap ada perhitungannya, apalagi harta yang haram karena ada ancaman siksa bagi pemiliknya, termasuk harta yang syubhat akan dikelompokkan ke dalam harta haram.
Sebagaimana digambarkan, bahwa umumnya dalam kehidupan seseorang itu ada keinginan hawa nafsunya terhadap harta, tahta dan wanita. Tentu yang dimaksud wanita disini jika ditinjau dari kalanghan kaum lelaki, dan sebaliknya fitnah bagi kaum kalangan wanita adalah lelaki.
Jadi, setiap orang yang hidup itu rawan dalam dirinya akan timbul hasrat dan keinginan kuat untuk mencintai harta hingga berlomba-lomba untuk mengumpulkannya, sekalipun mereka tahu bahwa hartanya itu tidak akan dibawa mati.
Belum lagi banyaknya kalangan yang rajin mengemis tahta, mereka itu tidak henti-hentinya mengejar tahta tahta dan tahta, hingga tak jarang terjadi di kalangan penggiat jabatan public itu yang berani membeli suara rakyat demi merengkuh jabatan yang dikejarnya, sekalipun dengan cara-cara yang licik, nista, menipu, curang, janji paslu hingga mengintimadasi rakyat, padahal hukumnya jelas-jelas haram dan kelak ada ancaman siksa bagi mereka itu.
Mengapa ada kalangan yang rajin berlomba-lomba untuk menjadi pejabat publik?
Ya tentu saja karena seseorang yang mejadi pejabat publik itu, mempunyai kesempatan yang jauh lebih besar daripada masyarakat pada umumnya, untuk mendapatkan harta yang diinginkan, seperti timbulnya keinginan jahat untuk berkorupsi, dengan nominal yang fantastis, maka kesempatan berlaku jahat itu sangat mudah didapati oleh kalangan para pejabat.
Berapa banyak terjadi di kalangan orang-orang pada umumnya, yang tersandung skandal hubungan terlarang dengan lain jenisnya, hingga menimbulkan bencana, penderitaan dan kesulitan yang berkepanjangan. Umumnya bermula dari dorongan hawa nafsu yang tidak dapat dikontrol, hingga menyeret mereka ke dalam lumpur kemaksiatan dan dosa demi dosa.