|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
|
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Kamis, 25 April 2024 |
Pukul: |
Online Sekarang: 2 users |
Total Hari Ini: 107 users |
Total Pengunjung: 5864400 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
BODOH ITU BAHAYA (3) |
Penulis: Pejuang Islam [ 18/1/2021 ] |
|
|
BODOH ITU BAHAYA (3)
Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
Mengacu pada peribahasa
وأي شيء فات من أدرك العلم
(Dan apa yang tidak dapat diraih oleh orang-orang yang punya ilmu?)
Maksudnya orang yang pandai atau mengerti, kalau pandai agama disebut orang alim, kalau pandai urusan keterampilan ya dikatakan orang pandai.
Misalnya pandai naik motor, sudah terlatih ketika diberikan kesempatan untuk naik motor. Ya tentunya dia aman pergi ke mana-mana, bahkan bilamana dia menjadi pelatih naik motor, bisa saja dia mendapatkan uang. Atau misalnya dia ikut lomba motor, sampai tingkat internasional, tentu bisa dapat uang kalau menang.
Artinya, keterampilan naik motor itu bisa menghasilkan sesuatu dalam urusan duniawi. Demikian juga ibu-ibu ini, kalau ada yang pandai untuk memasak, bisa menjadi kaya juga.
Bagaimana bisa?
Dia bisa membuka restoran, akhirnya jualannya laku keras karena masakannya enak, maka bisa jadi kaya dengan ilmu keterampilan memasaknya.
Demikian juga dengan ilmu sains atau ilmu alam. Kalau ada orang yang pandai ilmu alam, atau bisa dikatakan sebagai cendekiawan, maka bisa kaya dengan ilmunya itu.
Kalau mau, dia bisa jadi dosen, peneliti, menemukan ramuan-ramuan tertentu, maka dia mendapatkan honor dari kepandaian dalam dunia ilmu alam, dan begitu seterusnya.
Jadi jelas dikatakan bahwa orang yang mencari ilmu itu jauh lebih mulia, jauh lebih utama daripada orang yang tidak mempunyai ilmu, dalam segala hal.
Namun dalam urusan agama, maka orang yang mencari ilmu agama dan dia ini pandai dalam ilmu agama tersebut, kemudian dia mempraktekkannya dan mengajarkannya kepada umat, maka ia mendapat derajat kemuliaan yang hanya selisih 1 derajat saja dengan derajat para nabi. Sungguh luar biasa.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|