PEMIMPIN ADIL vs PEMIMPIN DZALIM
Luthfi Bashori
Dalam sebuah riwayat hadits dari Sayyidina Ibnu Abbas RA beliau menuturkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Amal kebaikan sehari dari seorang pemimpin yang adil lebih baik daripada ibadah selama enam puluh tahun.” (HR. Imam Thabarani).
Diriwayatkan juga oleh Imam Asbahani dari Sahabat Abu Hurairah dengan redaksi yang berbeda: “Keadilan satu hari (yang dilakukan oleh seorang pemimpin) lebih baik dari ibadah selama enam puluh tahun.”
Dua riwayat hadits ini isinya serupa, sekalipun perawinya berbeda. Hal ini pertanda bahwa makna hadits di atas saling menguatkan, hingga motivasi bagi para pemimpin itu sangatlah dianjurkan oleh Syariat.
Mengapa pahala perbuatan adil dari seorang pemimpin itu lebih besar dibanding ibadah selama 60 tahun? Sebab keadilan akan menciptakan ketenangan bagi seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya. Sebaliknya, ketidakadilan itu berarti mendzalimi sebagian masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu, ketidakadilan juga dapat menyulut fitnah, pertikaian, bahkan menjurus pada perang saudara.
Terjadinya keributan dan kekacauan antara penduduk di suatu wilayah, umumnya disebabkan karena jahat dan dzalimnya watak sang pemimpin. Atau karena pemimpinnya tidak dapat berbuat adil dalam memperlakukan rakyatnya, semacam lebih menerapkan hukum tebang pilih di tengah masyarakat. Atau karena ketidakmampuan sang pemimpin dalam mengatur kebijakan publik, lantaran tidak memiliki kecakapan pribadi.
Shahabat Abi Sa’id Al-Khudri RA menyatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang paling dicintai Allah pada hari Qiamat dan memperoleh kedudukan dekat dengan-Nya adalah seorang pemimpin yang adil. Orang yang paling dimurkai oleh Allah pada hari Qiamat dan mendapat tempat paling jauh dari-Nya ialah pemimpin yang dzalim.” (HR. Imam At-Tirmidzi).
Resiko jadi seorang pemimpin kelak di akhirat adalah, adakalanya semakin dicintai oleh Allah dan diberi kedudukan yang tinggi di sisi-Nya berupa kenikmatan surgawi yang tiada tara. Atau dijadikan musuh Allah yang sangat dimurkai hingga dimasukkan ke dalam neraka Jahannam yang apinya sangat panas menyala-nyala.