ILMU AGAMA ITU SANGAT KOMPLIT & UNIK
Luthfi Bashori
Jangan anggap mudah untuk mendapatkan ilmu khususnya ilmu Syariat, hingga berandai-andai mudah menjadi orang alim yang mumpuni, karena ilmu agama itu tidak dijual di toko-toko di pasar, atau di swalayan yang semua orang kaya mudah bagi mereka untuk membelinya.
Andaikata ilmu itu dapat dibeli secara langsung dengan uang, maka rasanya tidak ada dari kalangan orang-orang kaya maupun para pejabat muslim yang awwam terhadap ajaran agamanya, karena pasti mereka akan berbondong-bondong membeli dan memborongnya.
Tapi kenyataannya, banyak di dunia ini orang-orang kaya dan para pejabat muslim yang pemahaman agamanya masih sangat dangkal, hingga mereka tidak dapat membedakan mana harta yang halal dan yang haram, mana barang yang suci dan yang najis, mana hak yang boleh dimiliki dan yang dilarang, apalagi jika harus memahami cabang-cabang ajaran syariat yang sangat komplit dan sempurna, yaitu kewajiban harian bagi kehidupan setiap muslim hingga sesudaha wafatnya.
Imam Badiāuz Zaman Rahimahullah berkata: Ketahuilah bahwa ilmu itu lama dipelajari dan jauh sasarannya. Ia tidak bisa dijangkau dengan panah dan tidak bisa terlihat di dalam mimpi. Ia tidak bisa diwarisi dari bapak-bapak dan paman-paman. Sesungguhnya ilmu itu adalah pohon yang tidak bisa menjadi baik, kecuali bila ditanam dan tidak ditanam kecuali di dalam jiwa. Ia tidak bisa disirami, kecuali dengan belajar dan tidak bisa dihasilkan kecuali dengan berjaga dan mengurangi tidur, serta menyambung malam dengan siang. Tidaklah bisa mencapai hal itu, kecuali siapa yang membelanjakan hartanya. Mungkinkah orang yang menyibukkan siangnya dengan mengumpulkan harta dan malamnya dengan menggauli istri bisa menjadi ahli fikih? Sama sekali tidak! Demi Allah, kecuali bila ia menyiapkan buku tulis dan tinta, menempuh perjalanan jauh, menyambung malam dengan siang dalam mencari ilmu. Ia pun mau bersabar dengan kesabaran yang baik dan mendapat hasil yang sangat banyak.
Ternyata, untuk menjadi seorang ulama yang rasikh (mendalami dan mengamalkan) itu tidaklah mudah untuk ditempuh, namun sangat bayak tahapan-tahapan yang harus dijalani oleh para peminatnya, belum lagi faktor hidayah atau pilihan langsung dari Allah yang tidak sembarangan untuk mengangkat seseorang itu menjadi ulama yang rasikh.