ORANG HIDUP DAPAT MEMBERI MANFAAT BAGI YANG MATI
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asyâari)
Luthfi Bashori
Pada akhir pembahasan kitab Risalah Ahli Sunnah wal Jamaah, karya KH. Hasyim Asyâari disebutkan tentang pahala amal sunnah yang dikerjakan oleh seseorang yang masih hidup itu, dapat dihadiahkan kepada keluarga dan handai taulannya yang sudah meninggal dunia.
Berikut inilah apa yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asyâari: âKetahuilah bahwa kalangan Ahlussunnah sepakat, bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia bisa mendapatkan manfaat dari apa yang diupayakan oleh orang-orang yang masih hidup dengan dua cara. Pertama, sesuatu yang diupayakan oleh si mayit semasa hidupnya. Kedua, doa dan istighfar yang dipanjatkan oleh kaum muslimin untuknya, atau sedekah dan ibadah haji yang diniatkan untuknya.
Namun mereka berbeda pendapat tentang ibadah badaniyah, seperti puasa, shalat, membaca Al-Qurâan, dan zikir. Jumhur ulama salaf menyatakan bahwa ibadah-ibadah tersebut bisa sampai kepadanya. Sedangkan menurut sebagian ahli bidâah, ibadah-ibadah semacam itu sama sekali tidak bisa sampai, baik berupa doa maupun yang lainnya. Pendapat semacam ini tertolak dengan Al-Qurâan dan hadis. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT yang artinya: âDan bahwasanya manusia tidak berhak memiliki selain apa yang telah diusahaknnya.â (QS. An-Najm: 39).
Ini bisa dijawab dengan mengatakan bahwa Allah SWT tidak menafikan kemungkinan seseorang untuk mendapatkan manfaat dari usaha orang lain. Di sini Allah SWT hanya menafikan kepemilikan atas sesuatu yang tidak diusahakannya. Sebenarnya apa yang diusahakan oleh orang lain adalah milik orang yang mengusahakannya. Lalu jika berkehendak, ia bisa memberikan atau menghadiahkannya kepada orang lain, dan jika mau, ia bisa mempertahankannya hanya untuk dirinya sendiri. Sebenarnya inti dari ayat ini adalah Allah SWT tidak menyatakan bahwa seseorang hanya bisa mendapatkan manfaat dari apa yang diusahkannya.â
Dari keterangan yang disampaikan oleh sang penulis kitab Risalah Ahi Sunnah wal Jamaah, KH. Hasyim Asyâari ini, dapat disimpulkan bahwa seorang mayit itu dapat menerima kiriman pahala dari orang yang masih hidup, saat yang masih hidup itu berniat menghadiahkan pahala amal ibadah sunnahnya, seperti sedekah, baca doa, baca Alquran, Haji, Umrah dan sebagainya kepada mayit, maka si mayit pun dapat mengambil manfaat dari kiriman pahala tersebut, seperti adanya penambahan derajat, atau kenikmatan kubur, atau pengurangan siksa dari Allah SWT .
Semoga tulisan tentang upaya Membedah Pemikiran Mbah Hasyim Asyâari ini, dapat membantu umat Islam Indonesia untuk mengenal lebih dekat tentang luasnya ilmu serta pandangan hidup Almarhum KH. Hasyim Asyâari radliyallahu âanhu. Karena apa yang beliau tulis ini masih sangat relevan untuk diamalkan dan disebarluaskan di kalangan umat Islam pada akhir jaman seperti saat ini.
Walhamdu lillah rabbil âalamin.
Tammat, 1 Jumadi Akhirah, 1441/26-1-2020.