JANGAN SENANG MENJADI ORANG BODOH
Luthfi Bashori
Kebodohan adalah sifat yang tercela, karena itu umat Islam diperintahkan untuk belajar ilmu agar tidak menjadi orang bodoh, khususnya dalam ilmu agama.Â
Seorang penyair mengatakan:
“Belajarlah wahai pemuda, karena sesungguhnya kebodohan itu adalah aib * tidak ada yang rela dirinya bodoh kecuali keledai.”
Orang-orang yang bodoh atau yang umum disebut kalangan awam, seringkali dijadikan bulan-bulanan oleh para penjahat, baik itu penjahat duniawi seperti kelicikan para koruptor, penipu, pengemplang, maupun perilakun kedlaliman lainnya terhadap masyarakat, atau lebih-lebih penjahat aqidah seperti tokoh-tokoh aliran sesat dan pemikiran rusak, yang mana mereka terus berupaya melakukan pembodohan dan pendangkalan aqidah terhadap umat Islam, misalnya dengan cara membuat jargon-jargon yang menyesatkan kalangan awam.
Bahkan kebanyakan jargon-jargon sesat itu sengaja dibungkus atas nama agama, dan runyamnya yang menyampaikan adalah orang-orang yang terlanjur ditokohkan, maka masyarakat awam pun berbondong-bondong mengikuti kesesatan isi jargon tersebut akibat kebodohannya. Â
Diriwayatkan bahwa di antara wasiat Nabi SAW kepada Sy. Ali bin Abi Thalib RA yang menyinggung tentang aibnya kebodohan adalah sebagai berikut:
“Wahai Ali, sesungguhnya tidak ada kemiskinan yang lebih buruk dari kebodohan, tidak ada kekayaan yang lebih besar dari akal pikiran, tidak ada kesatuan yang lebih buruk dari ujub, tidak ada kebaikan yang lebih bagus dari bermusyawarah, tidak ada pikiran yang lebih bagus dari merenung, tidak ada kebaikan yang lebih bagus dari budi pekerti yang baik, tidak ada ibadah yang lebih bagus daripada berpikir.
Wahai Ali, cacatnya (penyakit) pembicaraan adalah perkataan bohong, cacatnya ilmu adalah lupa, cacatnya ibadah adalah kemalasan, cacatnya kepandaian adalah terburu-buru, cacatnya keberanian adalah kesewenangan, cacatnya pemberian adalah mengundat (meminta) kembali, cacatnya keindahan adalah kikir, dan cacatnya keturunan adalah kesombongan."