KOTORAN KAMBING, JADI OBAT WASWAS
Luthfi Bashori
Banyak di antara umat Islam ahli ibadah yang diserang penyakit waswas. Bahkan penyakit waswas ini sering kali menimpa pada sembarang orang. Tidak pilih-pilih, baik ahli ibadah yang mengerti ilmu agama, maupun yang kurang mendalalminya. Padahal penyakit waswas itu sendiri adalah murni datang dari setan.
Ahmad bin Bil Hawariy berkata: Aku mengeluh kepada Imam Sulaiman Ad-Darani karena mengalami waswas di dalam shalat.
Imam Abu Sulaiman menjawab, Jika engkau ingin waswas itu hilang darimu, maka ketika merasakannya, hendaklah engkau gembira. Jika engkau gembira, waswas itu hilang darimu, karena tidak ada sesuatu yang lebih dibenci oleh setan daripada kegembiraan orang mukmin. Tapi, jika engkau bersedih dengan datangnya waswas itu, maka setan akan menambah was-was itu kepadamu, sebab setan senang dengan sedihnya orang mukmin.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Apabilah salah seorang di antara kalian merasakan sesuatu dalam perutnya, lalu ia merasa ragu apakah ada sesuatu yang keluar darinya atau tidak, maka jangalah terburu-buru keluar dari masjid sampai ia (yakin) mendengar suara atau mencium baunya." (HR. Muslim).
Syaikhul Islam Taqiyuddin berkata: "Sudah dipastikan bahwa kebanyakan orang itu memiliki sifat waswas, sebagian mereka ada yang mengikuti waswas itu, lalu menjadi kafir atau munafiq. Namun ada juga yang hatinya tenggelam dalam dosa-dosa yang tidak disadarinya, sehingga waswas ini sering terlintas dalam sholat, kemudian lenyap ketika tidak mengerjakan shalat. Karena syaitan senantiasa membenci orang yang sedang kembali kepada Rabbnya dan mendekatkan diri kepadaNya."
Salah satu cara menyembuhkan waswas, adalah dengan cara melawannya, namun tetap harus mempertimbangkan segi syariatnya.
Suatu ketika, datanglah seseorang kepada Habib Abdurrahman Al Masyhur (seorang Mufti Hadramaut, pengarang kitab Bughyatul Mustarsyidin). Orang itu mengadukan penyakit waswasnya terhadap najis yang sudah sangat mengganggu hingga membuatnya selalu mengganti pakaian setiap kali akan mengerjakan shalat, karena merasa bahwa pakaian yang dikenakannya itu telah terkena najis, dan selalu merasa ada kemungkinan najis itu juga mengenai badannya, maka ia sering mandi dulu sebelum wudhu.
Habib Abdurrahman tidak menjawab keluhannya, akan tetapi mengajak orang itu menuju masjid tatkala adzan berkumandang.
Beliau hanya mengajukan satu pertanyaan: Kamu yakin bahwa aku adalah gurumu yang tidak akan memutuskan sesuatu kecuali dengan panduan ilmu?
Orang itu mengangguk dengan pasti.
Di tengah perjalanan, mereka mendapati seekor kambing yang sedang mengeluarkan kotoran, orang itu pun berusaha menjauh sebisa mungkin, namun Habib Abdurrahman justru menghentikan langkah dan memintanya untuk mengambil kotoran tersebut dengan tangannya, lalu menyuruhnya memasukkan kotoran itu ke dalam saku bajunya.
Kemudian Habib Abdurrahman berkata:
Ada di antara ulama yang bermadzhab Syafii yang mengatakan bahwa kotoran dari binatang ternak yang boleh dimakan dagingnya itu adalah suci
Orang itu menuruti ucapan Habib Abdurrahman, hingga memasukkan kotoran kambing ke dalam sakunya dan berangkat shalat dengan tetap mengenakan pakaian tersebut. Maka sejak hari itu, sembuhlah penyakit waswasnya.