URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Jumat, 29 Maret 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 127 users
Total Pengunjung: 5860497 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TAWARAN BEASISWA S-2, KE IRAN DARI OKNUM PBNU 
Penulis: Pejuang Islam [ 1/9/2016 ]
 
TAWARAN BEASISWA S-2, KE IRAN DARI OKNUM PBNU

Luthfi Bashori

Penulis mempunyai seorang murid, yang sejak tamat SD langsung daftar `nyantri` dan belajar di pesantren hingga tamat SMA.

Setelah tamat SMA, penulis berusaha meyakinkan santri ini sekaligus keluarganya, agar dapat melanjutkan studinya di Universitas Al-Ahghaf Hadramaut Yaman.

Alhamdulillah, mereka sepakat hingga berangkatlah santri ini ke Hadramaut dan belajar Universitas Al-Ahghaf sesuai arahan penulis.

Ringkasnya, dengan ketekunannya, maka santri ini dapat menyelesaikan pendidikannya hingga mendapat gelar Lc.

Lantas santri ini pulang kampung dengan tujuan mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya selama ini.

Namun, saat santri ini datang kepada penulis dan berdialog panjang lebar, maka penulis mencoba untuk mengarahkan lagi agar ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidik minimal hingga S-2 di luar negeri.

Maka mulailah santri ini mencari info-info dan terobosan, agar bisa mendapatkan beasiswa (belajar gratis) ke luar negeri, hingga mampu menyelesaikan pendidikannya.

Hal itu ia lakukan karena terbentur dengan kondisi ekonomi keluarganya yang sedang menurun, maka ia merasa bahwa satu-satunya cara untuk memenuhi motivasi dari penulis, adalah mencari beasiswa pendidikan yang gratis di luar negeri, hingga setara S-2.

Usaha demi usaha dilakukannya, sekaligus selalu menjalin hubungan secara intens dan bermusyawarah dengan penulis.

Pada suatu kesempatan, santri ini datang ke kantor PBNU, di era Rais `Aam dijabat oleh KH. Sahal Mahfudz (Almarhum), dengan tujuan untuk mencari beasiswa S-2 ke luar negeri.

Saat di kantor PBNU, bertemulah dengan Said Aqil Siraj (SAS) yang saat itu menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah (Ketum) PBNU.

Setelah santri ini mengutarakan niatnya, maka SAS pun menawarkan agar ia mau menerima beasiswa pendidikan ke Qum Iran negeri Syiah Imamiyah yang akan difasilitasi sendiri oleh SAS.

Ringkasnya, santri ini pun menolaknya, lantas memberitahukan peristiwa tersebut kepada penulis, dan merasa takut kualat terhadap guru-gurunya jika ia menerima tawaran dari SAS itu.

Begitulah bukti nyata adanya beasiswa pendidikan secara gratis untuk belajar Syiah ke kota Qum Iran yang ditawarkan oleh oknum PBNU.

Saat ini, telah banyak para mahasiswa dari keluarga NU yang sedang belajar Syiah di kota Qum Iran, dengan menggunakan fasilitas beasiswa (belajar gratis) yang sengaja dibagikan oleh tokoh-tokoh elit.

KH. Hasyim Asy`ari sendiri mengatakan dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah sebagai berikut:

Selanjutnya beliau berkata; Selain empat Madzhab tersebut, juga ada lagi Madzhab Syiah Imamiyyah dan Syiah Zaidiyyah, tapi keduanya adalah Ahli Bidah (sesat), tidak boleh mengikuti atau berpegangan dengan kata kata mereka.

Namun, wasiat mulia KH. Hasyim Asy`ari ini ternyata sengaja dilanggar oleh SAS, hingga berani menjalin kerja sana dengan pihak Syiah Iran.

Bahkan sejak tahun 1995, SAS sendiri sudah berani mengkritik pedas terhadap KH. Hasyim Asy`ari dan para pendiri NU lainnya, tanpa menggunakan etika dan adab sopan santun serta budi pekeri yang luhur sedikitpun, sebagaimana tulisannya yang tertera dalam buku PMII Landasan dan Arah, tentang definisi Ahlus Sunnah wal Jamaah, pada halaman 3, SAS mengatakan:

"Kalau kita mempelajari ahlus sunnah wal jamaah dengan sebenarnya, batasan seperti itu membuat kita risih. Katakan saja, cukup memalukan, karena kesederhanaan itu. Sebab, pengertian tersebut merupakan definisi yang --maaf, bukan saya tidak menghargai Kiai Hasyim Asy`ari dan ulana-ulama sesepuh kita yang lain-- sangat manipulatif dan bersifat ikhtikar (monopoli)".

* Penulis adalah salah satu jajaran pengurus Syuriah MWC.NU Singosari Malang.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam