URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 29 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 5864902 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
MUSLIMAH DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN 
Penulis: Mafahim [6/1/2011]
 
MUSLIMAH DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN

Abu Qonita

    Diana tampak begitu terpukul setelah di tinggal ibunya yang wafat akibat serangan jantung, meski peristiwa menyedihkan itu sudah hampir tiga bulan berlalu, namun tak tampak tanda tanda kesadihan akan segara beranjak dari diri gadis asal sukabumi tersebut, bahkan  perasaan kalutnya semakin bertambah bila ia teringat bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki uang sepeserpun, beruntung, ia masih memiliki tiga karung beras hasil dari para pelayat,artinya bahan makanan pokok utama tersebut masih dapat meringankan bebannya minimal dalam tiga bulan kedepan. Kendatipun demikian,

Diana yang ditinggal ayahnya sejak berusia lima tahun itu sekarang  harus memutar otak dengan cara apa ia musti mendapatkan uang untuk menutupi kebutuhan hidup, ia pun sempat berpikir untuk meneruskan profesi almarhumah ibunya yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian milik tetangga sekitar, namun perasaan itu di tepisnya jauh jauh, ia merasa tak sanggup melakukannya.

Diana masih berharap untuk menamatkan pendidikan minimal di Sekolah Menengah Umum (SMU) yang sebentar lagi menghadapi ujian akhir,  ia pun bimbang sekali lantaran uang SPP-nya sudah beberapa bulan menunggak, ia sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tentunya juga cepat didapat, sedangkan bila ia berprofesi sebagai tukang cuci pakaian, mana bisa ia dapat uang banyak dengan  cepat?, begitulah kira kira pikiran yang berkecamuk dalam diri gadis berkulit kuning langsat tersebut yang tak memiliki ketrampilan apapun selain ia hanya bisa duduk di bangku sekolah saja.


    Rupanya kegalauan Diana ini ditangkap dengan baik oleh teman lain kelasnya, Joko yang dikenal sebagai satpam malam di salah satu diskotik ternama di bilangan Jakarta itu mencoba menawarkan pekerjaan yang mudah dapat duit bagi Diana, apakah itu? dengan cara menjual keperawanan !!... Yah, Diana ditawari untuk menjual keperawanannya kepada pria yang kebetulan menjabat sebagai wakil rakyat daerah.

Setelah melalui rayuan gombal dan tawar menawar, akhirnya sang pejabat membuat surat perjanjian dengan Diana. Disepakati oleh dua belah pihak, transaksi berlangsung disebuah hotel dengan harga Rp. 3 juta. Usai malam transaksi itu tak disangka beberapa bulan kemudian, Diana Hamil, dari sejumlah uang yang disepakati, Diana hanya menerima uang Rp. 350 ribu. Sisanya masuk ke kantong Joko.

    Diana berupaya menuntut tanggung jawab sang pejabat, namun bapak wakil rakyat itu mungkir, alasannya dalam surat perjanjian tidak tercantumkan harus bertanggung jawab  dengan apa yang akan terjadi pada diri Diana nanti. Jadilah Diana menanggung malu dan derita selamanya. Impian merampungkan sekolah didepan mata pupuslah sudah.

    Wahai Saudariku... sungguh cukup menyayat hati kisah di atas khan ? bisa jadi kisah kisah Diana yang lain banyak merebak di bumi nusantara ini, Kisah perempuan yang berupaya untuk bangkit demi mempertahankan kelangsungan hidup dengan menempuh segala cara dan usaha.      
 
    Wahai saudariku.... di era kehidupan kapitalis dan liberal seperti sekarang, yang dijadikan barometer publik adalah uang atau materi, inilah yang terkadang memaksa orang untuk malakukan pekerjaan apa saja tanpa pandang halal-haram, bukan hanya seperti sosok Diana yang terpaksa, malah banyak gadis gadis secara sadar menekuni profesi  ” cepat saji ” itu, yang tentunya dapat menjatuhkan martabatnya sebagai perempuan seperti foto model sampul majalah panas, peragawati pakaian seadanya, penyanyi erotis, tukang pijat plus, model iklan yang mengekploitasi tubuh, hostes atau malah menjadi PSK.

    Wahai saudariku....seberat apapun hidup ini, hendaknya kita tetap berbekal iman, kerena hanya iman yang kuat dapat membentengi  serta menjadi filter dalam hidup anda. Keimanan dapat tumbuh kokoh dalam diri, tatkala anda rajin menyiraminya dengan mengikuti kajian rutin atau kajian keislaman, bergaul dengan orang orang sholeh dan sholehah, banyak berdzikir, berupaya memahami makna yang terkandung dalam kitab suci al Qur’an serta rajin melaksanakan sholat malam.

    Wahai saudariku...sementara itu guna mencukupi kebutuhan hidup ini, hendaknya anda kembali kepada konsep yang telah diajarkan Baginda Nabi Salallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabda beliau : Ista’inu hawaijakum bi izzatil anfus, fainnal umuro tajri bil maqodir, artinya, ” Penuhilah kebutuhan kalian dengan menjaga kehormatan diri, karena sesungguhnya semua  perkara itu berjalan sesuai dengan ketentuannya.”.

untuk itu baik kiranya apabila saudari mengembangkan potensi yang memang di berikan Allah sejak lahir didunia ini seperti menekuni dunia tata boga, jahit menjahit , menulis dls.

    Dan jika saudari harus mencari karunia Allah (nafkah) diluar rumah, maka carilah pekerjaan yang halal serta tanpa harus mengorbankan martabat sebagai perempuan juga  senantiasa tetap istiqomah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab hal inilah yang akan mendatangkan keberkahan pada nafkah yang anda peroleh nantinya, nah, jika keberkahan telah didapat maka perjalanan hidup  yang saudari jalani  akan terasa tentram dan damai. Semoga............. amin.     

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: nida  - Kota: pekanbaru
Tanggal: 26/1/2011
 
Pesan: "Yakinlah bahwa Allah telah mengatur rezki setiap hamba2 ny...
jangan pernah utk berfikir mencari rezki dengan jalan yg haram."minta lah agar Allah menguatkan kita dan mintalah pertolongan hanya kpd ny, serta pelindungan dr Allah tuk dijahui dr perbuatan2 yg buruk. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Allahu akbar wa lillahil hamdu.

 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam